Reporter: Gloria Haraito |
JAKARTA. PT Star Energy terus melakukan uji kelayakan alias feasibility study wilayah kerja pertambangan (WKP) panas bumi di Halmahera. Dalam studi kelayakan ini, Star Energy hanya membutuhkan investasi ratusan dolar AS.
Sayangnya, Sanusi Satar, Wakil Presiden Hubungan Eksternal PT Star Energy belum mau membocorkan nilai investasi yang dibutuhkan dalam proyek Halmahera sampai WKP tersebut berproduksi. Sebab, sampai kini studi kelayakan belum usai.
Bila studi ini usai, barulah Star Energy bisa mengetahui cadangan panas bumi yang ada di WKP tersebut. "Kami menargetkan WKP Halmahera bisa berproduksi 2013 nanti," tukas Sanusi, akhir pekan lalu.
Prospek panas bumi di Indonesia sangat menjanjikan. "Indonesia diprediksi memiliki 27.000 megawatt (MW) cadangan panas bumi, atau setara dengan 40% cadangan panas bumi dunia," ujar Sanusi.
Dari jumlah ini, Star Energy baru mengempit konsesi 227 MW di WKP Wayang Windu. Sanusi mengatakan, nilai proyek panas bumi di Wayang Windu mencapai US$ 3 juta per MW. star energy berniat mengembangkan produksi panas bumi di WKP Wayang Windu sampai mencapai 400 MW.
Lelang 9 WKP
Kinclongnya sektor panas bumi dipengaruhi juga oleh program pemerintah merealisasikan listrik 10.000 MW tahap II. Demi mencapai target itu, pemerintah pun akan segera melelang sembilan WKP di berbagai wilayah. Ke sembilan WKP tersebut bisa menghasilkan listrik dengan kapasitas 1.016 megawatt (MW) dengan investasi sekitar US$ 3,05 miliar.
Beberapa WKP yang akan dilelang tersebut antara lain WKP Seulawah Agam di Nangroe Aceh Darusalam, WKP Gunung Talang dan Bukit Kili di Sumatera Barat, WKP di Marana (Sulawesi Tengah), WKP Songa Wayaua (Maluku Utara) dan WKP Suoh Sekincau di Lampung. WKP-WKP ini bisa menghasilkan listrik 230 MW namun memerlukan investasi US$ 690 juta. Sementara WKP yang investasinya terhitung paling kecil adalah WKP Marana dan Gunung Talang, yang masing-masing memiliki kapasitas listrik 36 MW.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News