kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Steady Safe masih kesulitan mengejar target 237 kilometer per satu bus


Kamis, 07 Februari 2019 / 18:22 WIB
Steady Safe masih kesulitan mengejar target 237 kilometer per satu bus


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Steady Safe Tbk menargetkan agar setiap bus yang beroperasi untuk Transjakarta dapat mencapai jarak tempuh 237 kilometer per hari. Sekedar tahu, pendapatan Steady Safe berasal perjanjian kontrak 10 tahun dengan Transjakarta, bahwa setiap satu kilometer untuk satu bus, Steady Safe memperoleh pendapatan sebesar Rp 20.500.

Direktur Utama Steady Safe John Pieter Sembiring mengatakan, hingga saat ini Steady Safe masih kesulitan mengejar target 237 kilometer untuk satu bus. Rata-rata capaian Steady Safe per hari saat ini baru di kisaran 220 kilometer per hari. "Karena kemacetan kendalanya," katanya kepada Kontan.co.id pada Kamis (7/2).

Memang tak dapat dipungkiri, bahwa masalah kemacetan di Ibukota selalu terjadi. Saat ini Steady Safe memiliki total 119 armada untuk kebutuhan Transjakarta. Satu hari, bus yang beroperasi sebanyak 109 sementara sisanya difungsikan sebagai cadangan seandainya ada bus yang harus perbaikan.

Jika satu bus ditargetkan menempuh 237 kilometer dengan pendapatan Rp 20.500 per kilometernya, artinya satu bus ditargetkan memperoleh Rp 4,86 juta per hari. Jika dikalikan lagi dengan total bus yang beroperasi, artinya dalam satu hari idealnya pendapatan perusahaan dengan kode saham SAFE itu sebesar Rp 529,58 juta.

Namun karena rata-rata jarak tempuh Steady Safe per hari baru mencapai 220 kilometer, artinya satu bus baru memperoleh pendapatan Rp 4,51 juta. Dikalikan total bus sebanyak 109, pendapatan kotor per hari Steady Safe baru Rp 491,59 juta.

Untuk masalah kemacetan ini, John berharap, dengan adanya mass rapid transit (MRT) dan light rail transit (LRT), tingkat kemacetan di DKI Jakarta bisa berkurang. "Dengan begitu, jarak tempuh kami bisa semakin optimal sekaligus sebagai transportasi terintegrasi dengan LRT dan MRT," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×