kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Steel Pipe Industry (ISSP) targetkan pendapatan Rp 5 triliun - Rp 5,5 triliun di 2021


Rabu, 28 Juli 2021 / 21:04 WIB
Steel Pipe Industry (ISSP) targetkan pendapatan Rp 5 triliun - Rp 5,5 triliun di 2021
ILUSTRASI. Produsen pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry Indonesia Tbk (ISSP) atau dikenal dengan Spindo, menargetkan prospek bisnis yang cerah di tahun ini. Manajemen menyebut, laba bersih dan penjualan Spindo di tahun 2021 ditargetkan akan kembali mencapai kinerja seperti pada tahun 2019 silam, atau sebelum pandemi bergulir di tanah air.

Investor Relation Spindo, Johanes W Edward mengungkapkan, Spindo menargetkan perolehan laba  sekitar Rp 490 miliar, dengan torehan revenue atau penjualan mencapai Rp 5 triliun - Rp 5,5 triliun hingga akhir tahun nanti.

"Ini sebenarnya kurang lebih sama dengan pencapaian tahun 2019, hanya dengan perbaikan margin yang dipertahankan," kata Johanes dalam paparan publik virtual, Rabu (28/7).

Apabila dibandingkan dengan realisasi kinerja keuangan Spindo di tahun lalu yang masing-masing  sebesar Rp 175,83 miliar (laba) dan Rp 3,77 triliun (penjualan dan pendapatan jasa), kinerja bisnis Spindo di tahun ini diproyeksikan akan tumbuh hingga 178,67% (laba) dan 32,62%-45,88% (penjualan dan pendapatan jasa).

Baca Juga: Steel Pipe Industry Indonesia (ISSP) anggarkan capex hingga Rp 70 miliar di tahun ini

Keoptimisan Spindo pun tercermin dari torehan kinerja hingga kuartal pertama tahun ini. Johanes menyebut, laba bersih Spindo di kuartal I-2021 naik tercatat Rp 109 miliar. Laba tersebut telah merepresentasikan 62% dari torehan laba bersih Spindo di tahun 2020.

Mengutip laporan keuangan perseroan, Spindo membukukan penjualan dan pendapatan jasa sebesar Rp 1,06 triliun di kuartal I 2021 atau naik tipis 1,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,05 triliun. Dengan hasil tersebut, Spindo berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 109 miliar hingga akhir Maret 2021. Padahal di kuartal I-2020, perusahaan masih mengalami kerugian hingga Rp 75 miliar.

"Untuk EBITDA di kuartal pertama jika disetahunkan itu sekitar Rp 845 miliar. Kekuatan EBITDA ini mencerminkan keuangan kami untuk membayar kewajiban-kewajiban," lanjutnya.

Sementara itu, hingga kuartal I-2021 segmentasi pendapatan Spindo masih dipimpin oleh segmen konstruksi, infrastruktur dan juga utilitas dengan porsi 62%. Hal itu lantaran segmen tersebut merupakan yang paling minim terdampak oleh pandemi Covid-19, akibat masih bergulirnya proyek infrastruktur pemerintah yang terbantu juga oleh beberapa proyek strategis dari pihak swasta.

"Sektor berikutnya adalah otomotif (porsi 19%) yang mulai pulih, terutama ditunjang dengan adanya diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Kemudian furnitur (porsi 20%), dan oil and gas (porsi 1%)," kata Johanes.

Adapun, prospek bisnis Spindo di tahun ini senantiasa didukung oleh sejumlah aspek. Seperti misalnya, kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan sektor baja dan turunannya.

"Impor baja 2020 terlah mengalami penurunan sebesar 34% dibandingkan tahun sebelumnya, ini memberikan gamabran positif bahwa komitmen pemerintah untuk melindungi produsen baja lokal cukup tinggi. Dan banyak juga program yang tetap berjalan, kenaikan dari budget infrastuktur sampai tahun 2022 pun sudah disampaikan. Berdasarkan data IISIA konsumsi pipa baja domestik 2020 itu tumbuh 40%, ini termasuk yang paling tinggi dibandingkan dengan kelas produksi pipa baja lainnya," imbuhnya.  

Di sisi lain, hingga kuartal pertama tahun ini, sebagian besar atau 94% penjualan Spindo masih berasal dari penjualan dalam negeri, sehingga 6% sisanya berasal dari pasar ekspor. Berkaitan dengan pasar ekspor, Johanes bilang, ke depannya perseroan akan terus meningkatkan porsi ekspor mereka dengan memanfaatkan kondisi perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Presiden Direktur Spindo, Tedja Sukmana mengatakan, negara tujuan ekspor Spindo mayoritas masih berasal dari Amerika. Sehingga di tahun ini perseroan masih akan memfokuskan ekspornya ke Negeri Paman Sam tersebut.

"Karena seperti diketahui bahwa negara ini bisa menyerap harga yang sangat tinggi. Jadi fokus kami ke depan pun tetap akan berusaha menambah varian produk yang bisa kami ekspor, agar volumenya bisa bertambah," ujar Tedja.

Hingga semester I-2021, Spindo berhasil meraup penjualan dan pendapatan jasa sebesar Rp 2,19 triliun. Angka tersebut berhasil terkerek 31,45% dari capaian penjualan Spindo pada semester I-2020 yang sebesar Rp 1,66 triliun.

Sementara itu dari sisi bottom line ikut tumbuh signifikan 9.579,77% menjadi Rp 254,19 miliar hingga Juni tahun ini. Padahal di periode yang sama tahun lalu, perusahaan ini hanya membukukan laba bersih senilai Rp 2,62 miliar.

Selanjutnya: Kinerja moncer, penjualan dan laba Spindo (ISSP) melesat di semester I-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×