kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Stok daging habis, pengusaha minta tambah kuota impor


Kamis, 16 September 2010 / 22:26 WIB
Stok daging habis, pengusaha minta tambah kuota impor


Reporter: Raka Mahesa W |

JAKARTA. Kabar buruk bagi konsumen daging sapi. Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) dan Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) memperkirakan stok daging sapi impor dan sapi bakalan akan habis bulan Oktober-November 2010 ini. Karena itu, kedua asosiasi ini meminta penambahan kuota impor.

Menurut data ASPIDI, kuota impor daging tahun 2010 sebanyak 77.000 ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 80% sudah terealisir dan terserap pasar. Jadi, kuota yang tersisa hanya 15.400 ton.

"Jika asumsinya sekitar 5.000 ton daging terserap pasar tiap bulan, maka bulan Oktober-November sisa kuota ini akan habis," ujar Thomas Sembiring, Ketua Umum Aspidi, Selasa (14/9).

Sementara untuk sapi bakalan dari jatah impor tahun ini sebanyak 450.000 ekor sapi, menurut data yang dihimpun Apfindo sampai Agustus 2010, kuota hanya tersisa 140.000 ekor. Padahal, kebutuhan sapi bakalan mencapai 50.000 ekor per bulan. Maka, "Persediaan sapi bakalan akan habis bulan November jika pada bulan Oktober tidak ada penambahan jatah impor sebanyak 120.000-150.000 ekor," ujar Dayan Antoni, Koordinator Dewan Apfindo.

Namun Kementerian Pertanian (Kemtan) tidak sependapat. Tjeppy Sudjana, Dirjen Peternakan, mengatakan, pemerintah tidak akan menambah kuota impor daging maupun sapi bakalan tahun ini. “Volume impor sudah sesuai kebutuhan, tidak ada jatah tambahan,” tandasnya melalui pesan singkat kepada KONTAN, Rabu (15/9).

Menurut Tjeppy, populasi sapi lokal sudah mencukupi kebutuhan daging sapi masyarakat. Berdasar data Kemtan, populasi sapi lokal saat ini mencapai 12,6 juta ekor. Sekitar 2,2 juta ekor dari sapi-sapi tersebut sudah siap potong.

Sekadar catatan, menurut hitungan Kemtan kebutuhan daging sapi nasional tahun ini sebanyak 400.000 ton. Dengan perhitungan jumlah sapi yang siap potong 2,242 juta ekor, maka daging yang bisa dihasilkan adalah 313.880 ton.

Hitungan ini berdasarkan asumsi seekor sapi lokal setara dengan 140 kilogram (kg) daging. Dengan demikian kekurangannya adalah 86.120 ton.

Karena itu, pemerintah menetapkan kuota impor daging 77.000 ton dan 450.000 ekor sapi bakalan yang setara dengan 81.000 ton daging. Jika jumlah daging sapi lokal ditambah dengan jumlah daging sapi impor, maka hasilnya sebanyak 471.880 ton. Menurut Kemtan, jumlah ini sudah sangat mencukupi.

Namun kalangan pebisnis meragukan data jumlah sapi lokal versi Kemtan tersebut. “Boleh saja pemerintah mengeluarkan data tersebut, tapi asalnya dari mana?" ujar H. Asnawi, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Daging Sapi Indonesia Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Soalnya, menurut Asnawi, sudah lama tidak pernah ada sensus sapi lagi.

Berdasar hasil pantauan Asnawi di sejumlah pasar hewan tradisional di beberapa kota besar, jumlah sapi lokal siap potong masih sama dengan tahun lalu. Misal di pasar hewan tradisional besar di Ambarawa dan Yogyakarta, kapasitasnya 450-600 ekor per minggu. Di pasar kecil 150-200 ekor per minggu.

Teguh Budiyana, Ketua Perhimpunan Peternak Sapi Kerbau Indonesia (PPSKI), juga meragukan data jumlah sapi lokal yang dirilis Kemtan. "Seingat saya sensus terakhir tahun 1971," ujarnya.

Toh Tjeppy bersikukuh bahwa datanya benar. Menurut Tjeppy, Kemtan selalu membuat proyeksi bulanan kebutuhan daging sapi secara nasional, mulai Agustus 2010 bahkan sudah sampai April 2011. Kemtan, imbuh Tjeppy juga akan melakukan audit ternak tahun 2011 mendatang.

Harga akan melambung

Masalahnya, jika proyeksi pemerintah salah, konsumen yang repot. Kata Asnawi, jika data sapi lokal tersebut salah, maka harga daging sapi bakal melambung seiring menipisnya stok daging sapi impor. "Harga normal bisa sampai Rp 80.000 per kg," ujarnya.

Teguh menambahkan, jika harga daging sapi terlalu tinggi, maka pasar tidak akan mampu menyerap. Harga daging sapi saat ini, menurut Teguh sudah cukup memberikan kesejahteraan bagi para peternak sapi lokal dan pedagang daging sapi. Saat ini harga sapi hidup lokal Rp 24.000 per kg, sementara harga sapi impor Rp 23.000 per kg.

Dari pantauan KONTAN di pasar Palmerah dan pasar Kebayoran Lama di Jakarta, harga daging sapi lokal saat ini berkisar Rp 65.000-Rp 70.000 per kg. Harganya sempat naik jadi Rp 80.000 per kg saat Lebaran kemarin. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×