kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi industri minuman beralkohol menghadapi tahun 2021


Minggu, 10 Januari 2021 / 19:52 WIB
Strategi industri minuman beralkohol menghadapi tahun 2021
ILUSTRASI. Minuman beralkohol (minol), minuman keras. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pasar minuman beralkohol (minol) tertekan di tahun 2020. Momentum natal dan tahun baru (nataru) yang biasanya menjadi momentum penjualan tertinggi tampaknya tidak dapat mengungkit permintaan minol secara signifikan.

Komisaris Utama PT Delta Djakarta Tbk, Sarman Simanjorang memperkirakan, pasar minol secara umum menyusut 50%-60%  di sepanjang tahun 2020.

Selain karena tempat hiburan malam yang tidak beroperasi serta jam operasional hotel restoran dan kafe (horeka) yang terbatas selama pandemi Covid-19, faktor psikologi pasar juga diduga berkontribusi dalam menahan laju permintaan minol, bahkan pada saat momen nataru.

“Masyarakat masih takut keluar rumah, yang tadinya biasa makan bersama di hotel atau di kafe atau di restoran jadi memilih berdiam di rumah,” jelas Sarman ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (10/1).

Baca Juga: Setoran Cukai Minuman Beralkohol Tekor, Simak Penyebabnya

Sarman tidak menyebutkan secara rinci bagaimana gambaran penjualan minol DLTA di tengah kondisi pasar yang melesu. Meski begitu, ia mengakui bahwa penjualan DLTA juga ikut terdampak oleh pandemi.

Maklumlah, sebagaimana banyak pelaku industri minol lainnya, DLTA juga menggantungkan penjualan minolnya ke kanal-kanal penjualan seperti tempat hiburan malam dan juga horeka.

Hal serupa juga diungkapkan oleh PT Bali Hai Brewery Indonesia (BHBI). Marketing Manager BHBI, Erwin Ruffin mengungkapkan penjualan industri minol di sepanjang tahun 2020 mengalami penurunan secara signifikan. Kondisi tersebut juga berlaku meski di momen nataru.

“Kami belum bisa memberikan komentar mengenai penjualan brand (BHBI) secara spesifik,” tambah Erwin kepada Kontan.co.id, Jumat (8/1).

Baca Juga: Tak Ada Urgensi, Aturan Minuman Alkohol Justru Bakal Mematikan Industri Dalam Negeri

Menurut Sarman, jalan yang mesti dilalui pelaku pasar minol di tahun 2021 juga tidak begitu mulus. Pasalnya, tren permintaan minol yang dijumpai pada awal tahun 2021 sejauh ini masih belum jauh berbeda dengan permintaan pada tahun 2020 kemarin.

Di samping itu, tantangan juga datang dari penerapan Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali mulai Senin 11 Januari hingga 25 Januari 2021.

Namun demikian, Sarman optimistis pasar minol pada tahun ini masih berpeluang lebih baik ketimbang tahun kemarin. Agenda pelaksanaan vaksinasi Covid-19, bila terlaksana dengan baik, diharapkan mampu kembali mengembalikan kepercayaan pasar untuk kembali mengonsumsi minol.

Di samping itu, penanganan Covid-19 yang membuahkan hasil juga diharapkan bisa diikuti dengan pelonggaran pembatasan operasional horeka maupun sektor hiburan malam.

Meski begitu, DLTA tidak mau buru-buru menetapkan target kinerja. Sarman bilang, DLTA masih akan mengkaji perkembangan kondisi pasar, setidaknya hingga kuartal kedua nanti sebelum menentukan target.

“Kita juga kalau membuat target di tengah kepastian seperti ini juga sulit juga kan, jadi ya kita akan melihat dulu di kuartal pertama ini pertumbuhan ekonomi kita bagaimana,” kata Sarman.

Baca Juga: Delta Djakarta (DLTA): Saham Pemprov DKI tetap 26,25% di DLTA

Sembari memantau perkembangan, DLTA akan terus memaksimalkan penjualan melalui kanal digital serta memastikan kegiatan operasional bisnis perusahaan berjalan efisien. Penjualan secara digital dilakukan baik melalui kanal digital mitra distributor maupun melalui ecommerce.

Sama halnya seperti DLTA, BHBI juga tidak mengungkap target kinerja penjualan yang ingin dikejar pada tahun ini. Yang terang, Erwin memastikan bahwa BHBI akan terus bekerja sama dengan para mitra BHBI untuk memaksimalkan penjualan, terutama pada kanal off-premise agar pelanggan BHBI tetap bisa leluasa mengonsumsi bir di rumah.

Di sisi lain, BHBI juga akan terus menggencarkan kegiatan pemasaran melalui kanal digital, sementara untuk agenda peluncuran produk baru akan disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan pasar.

“Di Bali Hai Brewery Indonesia, kami selalu membuka peluang untuk inovasi-inovasi baru,” kata Erwin.

Selanjutnya: Ini dampak RUU Larangan Minuman Beralkohol ke saham produsen bir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×