kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi pemanfaatan energi hijau di Indonesia


Rabu, 23 September 2020 / 10:42 WIB
Strategi pemanfaatan energi hijau di Indonesia
ILUSTRASI. Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan pendapat akhir pemerintah dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/5/2020). Pemerintah bersama Komisi VII DPR sepakat mengesahkan Revisi Undang-Undang Mineral dan Bat


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menghadiri The 11th Clean Energy Ministerial Meeting (CEM11) and The 5th Mission Innovation (MI-5).

Dalam pertemuan internasional yang digelar virtual tersebut, Arifin memaparkan sejumlah langkah strategis pemanfaatan energi bersih yang telah dilakukan Indonesia.

Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang sangat besar dengan potensi yang mencapai 400 Gigawatt (GW). Dengan begitu, pengaturan suplai dan penggunaan energi menjadi penting untuk dilakukan.

"Kami memiliki potensi energi terbarukan yang besar, yakni mencapai 400 GW dan sangat penting bagi kami untuk mengatur sistem pemanfaatan energi. Kami melakukan langkah-langkah strategis dalam mengatur pemanfaatan energi ini," ungkap Arifin dalam siaran pers di situs Kementerian ESDM, Rabu (23/9).

Baca Juga: PLN normalkan empat gardu listrik yang terdampak banjir bandang di Sukabumi

Langkah pertama adalah optimalisasi penggunaan sumber energi domestik. Dalam hal ini adalah mendorong penggunaan energi terbarukan, misalnya dengan mengganti pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dengan sumber energi bersih seperti gas dan energi terbarukan.

"PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tengah meluncurkan program konversi dari pembangkit listrik bertenaga diesel menjadi energi terbarukan dengan kapasitas 2 GW di lebih dari 2.000 lokasi di seluruh negeri," terang Arifin.

Langkah yang kedua adalah melakukan efisiensi energi, baik di sisi suplai maupun permintaan. Efisiensi dilakukan dengan mendorong implementasi target efisiensi energi di lingkungan gedung dan industri.

Selanjutnya, Arifin menyebutkan, Indonesia juga mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi nasional dari 84,3% menjadi 98,8%, khususnya untuk mendukung program elektrifikasi di daerah terluar dan terpencil.

Sebagai contoh, saat ini pemerintah sedang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung terbesar di Waduk Cirata, Jawa Barat, dengan kapasitas 145 Megawatt (MW). Proyek ini akan meningkatkan bauran energi di sistem kelistrikan Jawa-Bali secara signifikan.

Baca Juga: Rokan dan sejumlah blok migas masuk dalam objek vital nasional

Selain itu, Indonesia juga mengembangkan terobosan dalam mengurangi emisi dari pembangkit listrik dengan sumber energi batubara. "Kami juga mendorong penggunaan clean coal technology dan biomass co-firing with coal untuk mengurangi emisi," imbuh Arifin.

Asal tahu saja, Indonesia memiliki sumber energi biomassa yang sangat besar, yakni dari hutan, pertanian, dan sampah, yang sangat penting digunakan sebagai energi alternatif pengganti sumber energi fosil.




TERBARU

[X]
×