kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Strategi produsen personal care menumbuhkan penjualan di akhir tahun


Senin, 03 Desember 2018 / 15:59 WIB
Strategi produsen personal care menumbuhkan penjualan di akhir tahun
ILUSTRASI. Produk Dove dari Unilever


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Libur akhir tahun 2018 tidak akan disia-siakan produsen produk personal care (perawatan tubuh) dan consumer goods. Momen peak season yang biasanya disertai kenaikan daya beli mendorong perusahaan-perusahaan tersebut berlomba-lomba melakukan promosi dan melengkapi portofolio produknya di pasaran.

Sancoyo Antarikso, Corporate Secretary PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengatakan bahwa perusahaannya secara berkesinambungan membuat produk yang dapat diserap konsumen jelang libur natal dan tahun baru ini. "Untuk itu dalam beberapa bulan belakangan kami meluncurkan kembali (relaunch) beberapa major brand kami," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (3/12).

Beberapa brand Unilever yang mempunyai pangsa pasar besar seperti Lux, Pepsodent, Citra, Axe, Ponds White Beauty adalah major brand yang akan di relaunch. Tampaknya strategi ini sebagai upaya Unilever menyegarkan kembali brand awareness konsumennya.

Soal daya beli yang diprediksi membaik, Sancoyo tidak dapat banyak berkomentar selain UNVR tetap mengupayakan peningkatan kinerja bisnisnya. Meski demikian perseroan tetap optimis daya beli tersebut bakal mendorong penyerapan produk dari segmen personal care.

Selain melakukan relaunch, UNVR juga meluncurkan brand baru seperti Korea Glow dan varian baru lainnya. Adapun segmen bisnis rumah tangga dan personal care menjadi penyumbang terbesar yakni 67% dari revenue UNVR sepanjang sembilan bulan pertama 2018 ini.

Pertumbuhan segmen bisnis tersebut sekitar 1,5% year on year (yoy) atau sejumlah Rp 21,39 triliun. Sedangkan segmen makanan dan minuman berkontribusi sebesar Rp 10,14 triliun atau turun tipis 0,09% yoy pada kuartal III tahun ini. Total pendapatan UNVR pada kuartal III 2018 sebesar Rp 31,53 triliun tercatat naik tipis 1% dari Rp 31,21 triliun pada kuartal III 2017.

Setali tiga uang dengan UNVR, PT Kino Indonesia Tbk (KINO) juga bakal memaksimalkan kinerja bisnisnya di kuartal terakhir tahun ini. Harry Sanusi, Presiden Direktur PT KINO tak menampik bahwa biasanya terdapat kenaikan penjualan di akhir tahun ini.

"Sektor bisnis ini (personal care) sekarang lebih stabil, kami optimis market lebih baik dibandingkan tahun lalu," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (3/12). Untuk itu perseroan bakal memaksimalkan akhir tahun ini dengan melakukan strategi marketing yang baik untuk mempenetrasi pasar dengan mendorong promosi dan distribusi produk yang lebih efisien.

Khusus untuk brand milik KINO yang menjadi market leader, perseroan memproyeksikan ada kenaikan market share sekitar 1% saat peak season tiba nanti. Beberapa brand tersebut, kata Harry, di kategori minuman penyegar (Cap Kaki Tiga dan Cap Panda) dan personal care (Ellips , Kids Groming B&B, Ovale dan Resik V).

Penjualan KINO pun tercatat ditopang oleh penjualan produk personal care atau perawatan tubuh yang berkontribusi sebesar 49% dari total revenue sampai kuartal tiga 2018 ini atau senilai Rp 1,27 triliun. Sedangkan penjualan minuman berkontribusi sebesar Rp 1,10 triliun. Adapun total penjualan bersih pada sampai 30 September 2018 sebesar Rp 2,59 triliun atau naik 11% dari Rp 2,34 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu produsen kosmetik dan personal care seperti PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) cenderung wait and see terhadap situasi di pasar saat ini. Alia Dewi, Sekretaris Perusahaan perseroan menilai lonjakan demand tampaknya tidak terlalu tinggi saat jelang Natal dan Tahun Baru kali ini.

"Tampaknya konsumen lebih fokus pengeluaran leisure untuk liburan seperti traveling dan lainnya," ujarnya. Ketimbang berharap di peak season kali ini, perseroan lebih positif jika tahun 2019 kedepan daya beli dapat terkerek dengan penyelenggaraan pemilihan umum.

"Harapannya demikian, karena biasanya lebih banyak uang beredar jadi diharapkan konsumen punya uang lebih untuk dibelanjakan," urai Alia. Seperti yang diketahui, perseroan tercatat mengalami penurunan kinerja sepanjang kuartal III tahun ini.

Dalam laporan keuangan kuartal ketiga 2018, TCID mencatat penjualan bersih sebesar Rp 2,05 triliun atau turun 1,35 % ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 2,08 triliun. 

Meski demikian, perseroan tetap terus menggenjot kinerjnya dimana sampai akhir tahun ini TCID akan mengeluarkan beberapa produk baru baik dari Pixy maupun Gatsby dan diharapkan bisa mendukung perbaikan kinerja ke depannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×