Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Membidik laba
Yang jelas, Abdullah menyebut, TINS membidik capaian yang lebih positif di tahun ini. Bahkan ia bilang, dalam rencana kerjanya TINS menargetkan bisa membukukan laba di tahun ini. Namun, target tersebut bisa jadi bakal direvisi seiring dengan adanya pandemi corona yang berdampak terhadap pelemahan pasar dan harga logam timah dunia.
Namun, Abdullah masih yakin TINS bisa mencatatkan kinerja keuangan yang lebih baik dibanding tahun lalu. "Kita target bisa laba. Tapi bisa jadi dikoreksi karena kondisi covid-19 seperti sekarang. Namun kita masih optimistis bisa kita capai kinerja yang positif," ujarnya.
Baca Juga: PT Timah (TINS) merugi Rp 611,28 miliar di 2019, bagaimana nasib kredit jatuh tempo?
Abdullah menjelaskan, kendati target pendapatan masih berkisar di angka capaian tahun lalu, namun net profit margin TINS akan membaik. Ia yakin hal itu bisa diraih seiring dengan perbaikan manajerial dan efisiensi di setiap lini bisnis. Termasuk dari sisi biaya produksi, bahan baku, dan biaya perawatan.
"Juga optimalisasi alat-alat produksi, serta menjaga kinerja produksi dan penjualan agar cashflow dan margin tetap optimal," sebut Abdullah.
Untuk itu, pada tahun ini TINS masih menjaga tingkat produksi timah di kisaran 60.000-70.000 ton. Abdullah bilang, tingkat produksi akan dijaga untuk mengatur beban produksi maupun biaya kompensasi kepada mitra. "Produksi kita maintain, penjualan kita optimalkan, mungkin bisa lebih tinggi 5%-10%," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News