Reporter: Leni Wandira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten konstruksi, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menyusun strategi utama untuk dapat menurunkan beban utang jangka panjang dalam beberapa tahun ke depan. Di antaranya, memperkuat bisnis inti di sektor konstruksi serta melakukan streamlining portofolio bisnis melalui divestasi aset dan asset recycling.
Berdasarkan laporan keuAngan perusahaan, pada semester I 2024 tercatat total liabilitas sebesar Rp 42,5 triliun, naik 2,75% dari periode yang sama tahun lalu. Dari jumlah tersebut, utang jangka pendek mencapai Rp 25 triliun, dengan utang usaha kepada pihak ketiga sebesar Rp 14 triliun, sementara utang jangka panjang berada di angka Rp 17,43 triliun yang sebagian besar berasal dari utang bank dan lembaga keuangan.
Joko Raharjo, Sekretaris Perusahaan PTPP mengatakan bahwa perusahaan fokus pada penyelesaian proyek-proyek yang sedang berjalan dan peningkatan pendapatan dari kontrak-kontrak baru sebagai upaya untuk menekan utang usaha dan menurunkan beban utang berbunga.
"Di tahun 2024 ini strategi utama PTPP yaitu fokus dalam penguatan core business perusahaan di bidang konstruksi dan streamlining business portfolio dengan asset recycling dan divestasi," kata Joko kepada Kontan.co.id, Rabu (9/10).
Baca Juga: Emiten BUMN Karya Masih Bisa Berjaya
Lebih lanjut, kata dia, langkah ini juga dipadukan dengan strategi divestasi aset yang progresif, diharapkan dapat memperkuat neraca keuangan perusahaan.
"Saat ini perusahaan fokus dalam kinerja dalam pemenuhan target akhir tahun 2024 baik penyelesaian proyek-proyek on going dan pendapatan nilai kontrak baru yang dapat meningkatkan cash in operasi sehingga menurunkan utang usaha, dan divestasi yang berprogress untuk menurunkan utang berbunga," sambungnya.
Hingga September 2024, PTPP telah berhasil mengamankan kontrak baru senilai Rp 20,64 triliun, mendekati target tahunan sebesar Rp 32 triliun. Sebagian besar kontrak ini berasal dari proyek jalan dan jembatan (55%), diikuti proyek gedung (30%), dan industri (12%).
Baca Juga: Proyek PSN Berlanjut Jelang Pergantian Pemerintah, Simak Rekomendasi Saham BUMN Karya
Sumber pendanaan kontrak berasal dari pemerintah (45%), swasta (32%), dan BUMN (23%). Beberapa proyek strategis yang tengah dikerjakan PTPP antara lain Jalan Tol Serang-Panimbang seksi 3, IT Center Area BRI Ragunan Package 1, dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALDT) di Pekanbaru.
Salah satu pendorong utama strategi pengurangan utang PTPP adalah peningkatan arus kas operasi yang diperoleh dari penyelesaian proyek dan kontrak baru. PTPP membukukan laba bersih Rp147 miliar pada semester I 2024, tumbuh 52,46% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan usaha mencapai Rp8,79 triliun, dengan kontribusi terbesar dari segmen jasa konstruksi sebesar Rp7,32 triliun. Meskipun beban pokok meningkat 12,35% YoY, perusahaan masih mencatatkan arus kas bersih setara kas sebesar Rp4,32 triliun, naik 50,73% secara tahunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News