kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,01   -11,51   -1.23%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sukses bikin Bahan Bakar 100% Sawit, Pertamina siapkan produk untuk mobil balap F2


Sabtu, 18 Juli 2020 / 11:06 WIB
Sukses bikin Bahan Bakar 100% Sawit, Pertamina siapkan produk untuk mobil balap F2
Produk Bahan Bakar Sawit (BBS) Pertamina


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pertamina kini menjadi pioner produk Bahan Bakar 100% Sawit dengan produk bernama D100. Dalam roadmap Pertamina terkait bahan bakar, setelah membuat produk untuk bahan bakar mesin diesel itu dengan 100% sawit, nantinya bertahap akan membuat produk khusus bensin atau gasoline dan avtur.

Selanjutnya, Pertamina juga mendapatkan tantangan untuk membuat produk bahan bakar green energy khusus untuk mobil balap Formula 2. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan pihaknya mendapatkan tantangan untuk membuat produk mobil balap.

Baca Juga: Bahan Bakar 100% Sawit kebanggaan Jokowi berhasil diujicoba Toyota sejauh 200 KM

"Ini kalau berhasil tentu akan sangat baik karena kita mampu membuat produk green energy untuk mobil balap," imbuh dia ke KONTAN.co.id, Rabu (15/7).

Sejauh ini, Pertamina baru memproduksi D100 di Kilang Dumai dengan kapasitas 1.000 barel per hari. "Saat ini masih 1.000 bph dan bertahap menjadi 6.000 bph, kemudian 20.000 bph tahun 2023," ungkap dia.

Baca Juga: Shell jual 35% saham Masela US$ 2,2 miliar, mohon maaf! Pertamina tidak tertarik

Dia mengatakan, dengan modifikasi kilang yang sudah ada tidak memerlukan investasi yang besar, hanya menambahkan pipa, pompa, dan storage. "Kilang kita yang sudah usianya ada 1984 juga bisa dimodifikasi, intinya kita berani melakukan dan mencoba," ungkap dia.

Perlu DMO Sawit

PT Pertamina berharap pasokan kelapa sawit untuk bahan baku pembuatan bahan bakar 100% sawit (BBS) bisa terjaga. Salah satu upayanya adalah menetapkan domestic market obligation (DMO) sawit dan merumuskan price cap untuk sawit di dalam negeri.

Kebijakan ini mirip dengan kebijakan PT PLN yang dulu meminta agar ada DMO batubara dengan harga khusus US$ 70 per ton. Seperti diektahui, PT Pertamina akhirnya berhasil memproduksi bahan bakar 100% sawit (BBS) alias D100 dengan produksi 1.000 barel per hari.

Baca Juga: Produsen CPO Mendukung Beleid DMO Bagi Program B100, Asal Harga Belinya Menarik

Nicke Widyawati Direktur Utama Pertamina mengungkapkan, untuk menyukseskan program bahan bakar 100% sawit atau D100 agar terus berkelanjutan maka diperlukan kepastian pasokan sawit sebagai bahan baku energi. "Harus ada DMO dan harga khusus (price cap) sawit," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (15/7).

Nicke memastikan bahwa Pertamina saat ini sudah siap untuk melakukan produksi BBS dehingga ketersedian pasokan menjadi penting. "Kalau kami tugasnya secara teknis dan kapasitas produksi sudah siap denhgan kilang-kilang kami yang dimodifikasi," imbuh dia.

Dia mengatakan, kebijakan soal DMO sawit bisa dibahas dengan lintas kementerian, sebab pada dasarnya sawit adalah komoditas yang dibawah Kementerian Pertanian dan industrinya di Kementerian Perindustrian.

"Nanti Menko Perekonomian yang mungkin bahas. Sekarang harus dikaitkan antara harga CPO dengan minyak, sebab CPO sekarang bisa jadi bahan bakar," ungkapnya.

Baca Juga: Hengkang dari Blok Masela, Shell bakal jual sahamnya senilai US$ 2,2 miliar?

Terkait keekonomian produk, Nicke mengatakan bahwa harga CPO saat ini lebih tinggi dari harga crude. "Disana memang nanti bicara soal price cap agar produk D100 yang dihasilkan menjadi ekonomis," urainya.

Keuntungan dari Indonesia memproduksi D100, kata Nicke adalah bisa mengurangi neraca defisit berjalan yang setiap tahun terus naik. "Kami akan produksi 20.000 bph untuk satu unitnya nanti 2023," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×