Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sumi Indo Kabel Tbk (IKBI) masih mengupayakan pertumbuhan bisnisnya. Tingginya permintaan kabel untuk pasar luar negeri di sektor tenaga listrik dan konstruksi membuat persaingan sangat ketat.
"Kondisi saat ini cukup bagus dan peluang masih banyak baik dari projek-proyek diluar maupun di dalam negeri," kata Sulim Herman Limbono, Direktur IKBI kepada Kontan.co.id, Jumat (28/9).
Adapun porsi penjualan produk kabel IKBI dengan tujuan ekspor hingga saat ini masih besar. Tercatat, setiap tahunnya porsinya bisa mencapai 60% dari total pendapatan (revenue).
Mengenai potensi ekspor, menurut Sulim beberapa proyek transportasi & infrastruktur di ASEAN dan negara-negara Timur Tengah diprediksi akan terus berkembang dan berdampak bagi penjualan kabel perseroan. Kemudian permintaan kawat mobil di negara negara ASEAN mengalami peningkatan.
"Perusahaan akan berupaya memaksimalkan peluang yang ada di pasar-pasar tersebut bekerja sama dengan Sumitomo Electric Group," katanya. Sumitomo Electric diketahui sebagai pemegang mayoritas saham IKBI, sebesar 92%.
Sementara itu di pasar domestik, perseroan melihat permintaan kabel untuk pembangkit listrik yang terkait, proyek minyak & gas, dan infrastruktur diperkirakan akan mengalami peningkatan di tahun-tahun mendatang. Untuk itu, kata Sulim, perseroan akan lebih berinovasi untuk meningkatkan kualitas produk serta menciptakan harga yang kompetitif.
Adapun pencapaian penjualan untuk tahun fiskal April 2017-Maret 2018 pendapatan IKBI tercatat sebesar US$ 141 juta. Dengan laba sebelum beban sebesar US$ 1,7 juta.
Untuk tahun fiskal 2018 ini manajemen telah menetapkan target yang ingin dicapai untuk penjualan bersih, yaitu sebesar US$ 212 juta, atau naik sekitar 50% year on year (yoy) dan laba sebelum pajak sebesar US$ 5,6 juta. "Untuk mencapai target kami tetap melakukan efisiensi di setiap section serta meningkatkan sales," terang Sulim.
Sementara itu menilik laporan keuangan IKBI sampai 30 Juni 2018, pendapatan bersih perseroan mampu tumbuh 31% yoy menjadi US$ 43,1 juta. Demi meningkatkan penjualan, perseroan juga berencana menambah volume produksi pabrikan. "Tahun ini kita tetap ada investasi untuk menaikkan kapasitas produksi," sebut Sulim.
Investasi tersebut berupa pembelian mesin produksi baru dan revitalisasi alat produksi. Dari capital expenditure US$ 3 juta di tahun 2018 ini, mayoritas untuk penambahan kapasitas produksi tersebut. Setidaknya kapasitas bisa naik 10%-15% setelah mesin produksi baru dipasang.
Sebelumnya diketahui bahwa perseroan memiliki kapasitas produksi hingga 300 ton per bulan atau 36.000 ton per tahun. Adapun pada tahun 2017 lalu volume produksi Perseroan dalam satuan berat secara total sebesar 19.977 ton, atau menunjukkan kenaikan sebesar 15,8% dari tahun 2016 sebelumnya sebesar 17.249 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News