Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) optimis bisa mencatatkan penjualan pemasaran tumbuh 12% tahun ini, walaupun dalam lima bulan pertama tahun ini capaian perusahaan masih belum mencapai separuh target.
Perusahaan menargetkan penjualan pemasaran atau marketing sales Rp 4 triliun tahun ini. Sedangkan selama periode Januari-Mei 2018, capaiannya baru Rp 1 triliun atau seperempat dari target.
Adrianto P Adhi, Direktur Utama SMRA mengatakan, pihaknya melihat prospek bisnis properti sampai akhir tahun akan membaik. Ini sejalan dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tetap berusaha untuk menjaga iklim bisnis tetap kondusif.
Sebelumnya pemerintah mengeluarkan 16 paket kebijakan dan salah satunya adalah aturan yang menguntungkan industri properti yaitu menurunkan pajak penghasilan (PPh) dari 5% menjadi 2,5% dan juga aturan bahwa dana repatriasi bisa ditempatkan di sektor properti. Lalu, Bank Indonesia (BI) juga berencana melonggarkan aturan rasio loan to value (LtV) dan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) inden yang diharapkan akan mendorong bisnis properti.
"Gubernur BI sudah memang beberapa pengembang besar. Diharapkan setelah Lebaran akan ada keputusan besar mengenai aturan LtV ini yang akan mendorong bisnis properti," kata Adrie di Jakarta, Kamis (7/6).
Pengembang dalam pertemuan dengan BI telah mengusulkan agar pelonggaran KPR inden tidak hanya untuk rumah kedua tetapi dibuka untuk semua pembelian rumah. Kemudian terkait pencairan dana yang juga diatur dalam LTV, pengembang mengusulkan agar disbursement atau pembayaran ke pengembang 40%-50% dilakukan saat tanda tangan KPR.
"Saat ini aturanya pembayaran 40% dilakukan begitu tahap pondasi. Padahal BI lupa, kalau saat tanda tangan KPR sudah kita punya tanahnya harusnya ini diperhatikan. Jadi pembayaran 40% dilakukan saat teken KPR dan sisanya dibayarkan sesuai progres pembangunan," kata Adrie.
Lantaran relaksasi LtV belum keluar, SMRA belum bisa memperhitungkan seberapa besar dampaknya nanti ke industri properti. Hanya yang jelas, perusahaan semakin optimis target marketing sales Rp 4 triliun tahun ini akan tercapai dengan adanya rencana relaksasi itu.
Adapun strategi, SMRA dalam mencapai target tersebut adalah mengeluarkan produk inovatif sesuai dengan kebutuhan pasar dan juga memberikan kemudahan cara bayar. Adrie bilang, pihaknya memang sudah mempersiapkan produk-produk baru di kawasan eksisting namun peluncuran proyek itu akan disesuaikan dengan kondisi market.
"Luas produk yang kita tawarkan di dekatkan ke pasar. Saat ini banyak kebutuhan hunian datang dari keluarga baru yang tidak memerlukan ukuran yang tidak terlalu luas. Kita buatkan sesuai kebutuhan mereka sehingga harganya juga bisa lebih murah. Dari sisi pembayaran, kami menawarkan kemudahan seperti uang muka bisa dicicil 18 kali dan cash bertahap bisa 24 bulan. " jelas Adrie.
Selain strategi tersebut, Summarecon Agung juga akan meluncurkan proyek baru tahun ini untuk mencapai target. Perusahaan akan merilis kota mandiri baru di Makkassar pada kuartal III 2018 mendatang. Kawasan yang menjadi kota mandiri keenam yang dikembangkan SMAR itu memiliki luas pengembangan 329 ha.
Tahap pertama, akan dikembangkan satu kluster rumah tapak di Summarecon Makassar sekitar 200-300 unit yang akan dijual dengan harga Rp 1 miliaran. Kluster ini juga akan dirilis secara bertahap. "Kita memilih untuk jualan rumah dulu agar kawasannya hidup dulu,"kata Jemmy Kusnadi, Sekretaris Perusahaan SMRA.
Tahun ini, Summarecon Makassar ditargetkan bisa menyumbang 6% terhadap total target marketing sales. Sementara kontribusi terbesarnya masih tetap berasal dari Summarecon Serpong dengan yakni 34%, lalu Summarecon Bekasi 22%, Summarecon Bandung 20%, Summarecon Kelapa Gading 18% dan Summarecon Karawang 10%.
Untuk melakukan ekpansi bisnis bisnis, SMRA menggarkan belanja modal Rp 2,4 triliun yang akan bersumber dari kas internal. Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan kawasan properti dan juga akuisisi lahan. Sedangkan untuk kinerja, perusahaan menargetkan bisa tumbuh 10% tahun ini baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News