Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiantan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengupayakan segala upaya untuk meningkatkan produksi minyak tahunan mencapai target 870.000 barel per hari.
Upaya-upaya mulai dilakukan mulai dari pemanfaatan sumur-sumur tua di setiap lapangan milik KKKS, pengembangan lanjutan di lapangan eksisting, optimasi stok, dan minimalisir perizinan yang berbelit.
Handoyo Budi Santoso, Kepala Bagian Humas SKK Migas menyatakan saat ini ada tambahan produksi yang berasal dari sumur-sumur tua. Tambahan tersebut mencapai 9.000 barel per hari. Misalnya, Lapangan Jabung yang dikelola Petrochina, dari pemanfaatan lapangan tua, berhasil menambah produksi sebesar 3.000 barel per hari. "Selain Petrochina, ada juga Pertamina EP yang berhasil menambah 1.000 barel, PHE ONWJ 600 barel, dan masih banyak yang tambahannya bisa mencapai 9.000 barel, " kata Handoyo, Jumat (28/04).
Semua produksi tersebut masih berasal dari pemanfaatan sumur tua, akan ada juga pemanfaataan sumur yang sudah berproduksi. Handoyo bilang kalau lapangan yang baru ditemukan itu biasanya disetujui dalam bentuk (Plan of Development/ POD), sedangkan jika lapangan eksisting masuk ke dalam Plan of Further of Development (POFD).
"Kalau untuk POFD itu untuk lapangan Southwest Betara di Jambi yang dikelola Petrochina, namun itu masih mengalami kendala karena masalah perizinan lahan. Selain itu juga ada Panen Utara-1 yang juga dikelola Petrochina Jabung yang mengalami kendala untuk izin pinjam pakai kawasan hutan, " kata Handoyo.
Ia menjelaskan banyak pilihan untuk meningkatkan produksi minyak, banyak lapangan minyak tua yang melakukan peremajaan tapi itu membutuhkan waktu lama. Maka, ia bilang para kontraktor harusnya melakukan percepatan jika terjadi unplanned shutdown (penghentian produksi untuk perawatan). Ia bilang jika tidak berprduksi satu hari saja, itu akan kehilangan minyak dalam jumlah besar, jika saja unplanned shutdown dipercepat maka akan hemat hingga 700 barel per hari, " kata dia. Menurutnya unplanned shutdown selain bisa terjadi karena sedang melakukan perawatan, bisa juga terjadi karena cuaca yang buruk, atau kecelakaan, karena penghentian produksi tersebut dilakukan tidak direncanakan.
Pengaturan kapal-kapal yang mengambil kondesat juga berpengaruh, sebab katanya dalam sehari saja kondesat dilepas ke kapal hingga 3.000 barel per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News