Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Supply Chain Indonesia (SCI) mengapresiasi realisasi rencana pembangunan Pelabuhan Patimban yang dimulai pada bulan Juli ini. Pelabuhan Patimban tahap pertama ditargetkan bisa beroperasi pada tahun 2019.
Setijadi, Chairman SCI menyampaikan, Pelabuhan Patimban itu berpotensi menjadi pelabuhan alternatif dari Pelabuhan Tanjung Priok, terutama karena masalah aksesibilitas akibat kemacetan di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok. "Lokasi Pelabuhan Pantimban sangat strategis bagi industri di Jawa Barat. Sebagian besar volume ekspor dan impor yang melalui Pelabuhan Tanjung Priok berasal atau untuk wilayah itu," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (10/7).
SCI berharap Pelabuhan itu tidak hanya menangani produk otomotif, tetapi juga produk-produk lainnya sesuai dengan kebutuhan industri di wilayah itu. Analisis data SCI menunjukkan bahwa sekitar 79% volume ekspor dan 84% volume impor dari Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2016 berasal dari Jawa Barat.
Keberadaan Pelabuhan Patimban berpotensi mengalihkan volume ekspor terutama dari Karawang (29% volume Tanjung Priok), Purwakarta (8%), dan Bandung (6%), serta tidak menutup kemungkinan dari Bekasi (32%).
Potensi volume impor Jawa Barat melalui Tanjung Priok yang berpotensi beralih ke Palabuhan Patimban adalah dari Karawang (36%), Purwakarta (9%), dan Bandung (6%), serta Bekasi (23%). "Dengan mempertimbangkan volume ekspor-impor yang melalui Pelabuhan Tanjung Priok sekitar 65% volume nasional, maka efisiensi yang bisa diperoleh dengan keberadaan Pelabuhan Patimban berpotensi berdampak positif terhadap peningkatan efisiensi logistik nasional," lanjutnya.
Secara khusus, Pelabuhan Patimban berpotensi mendukung rencana pengembangan kawasan Bekasi-Karawang-Purwakarta (Bekapur) sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN).
Dengan tetap melakukan pengembangan ekonomi dan industri di kawasan-kawasan lain, termasuk di luar Jawa dan Kawasan Timur Indonesia, pengembangan kawasan Bekapur sangat penting karena kontribusi ekonomi yang tinggi, yaitu sekitar 15% terhadap industri nasional.
Oleh karena itu, SCI merekomendasikan Pelabuhan Patimban terintegrasi dengan jaringan rel. Hal ini penting untuk tidak mengulangi persoalan yang dihadapi pelabuhan-pelabuhan sebelumnya. Integrasi dengan jaringan rel ini dapat diikuti dengan pemanfaatan beberapa container yard (CY) kereta api yang telah tersedia, misalnya di Bandung.
"Bahkan, dengan keberadaan CY di Semarang, Surabaya, dan Jember, integrasi Pelabuhan Patimban dengan rel akan berpotensi bermanfaat bagi industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News