kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Survei Inventure: Konsumen merasa rumah sakit perlu menyediakan layanan telemedicine


Rabu, 28 Oktober 2020 / 13:32 WIB
Survei Inventure: Konsumen merasa rumah sakit perlu menyediakan layanan telemedicine
ILUSTRASI. Ilustrasi rumah sakit


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peluang bisnis layanan telemedicine terbuka lebar bagi para pelaku usaha rumah sakit. Katalis positif datang dari permintaan konsumen terhadap layanan kesehatan berbasis digital tersebut.

Managing Partner Inventure Yuswohady mengatakan, layanan telemedicine menjadi alternatif utama bagi konsumen untuk mengakses layanan kesehatan di tengah situasi pandemi corona (Covid-19). 

Maklum, kunjungan masyarakat ke rumah sakit menurun di tengah pandemi dikarenakan adanya kekhawatiran masyarakat akan risiko penularan Covid-19.

Hal ini dibuktikan oleh survei Inventure yang dilakukan pada Agustus-September 2020 lalu. Dari 441 responden survei, sebanyak 95,3% di antaranya merasa bahwa rumah sakit harus menyediakan layanan telemedicine menimbang situasi pandemi yang ada.

“Artinya konsumen ini semakin tidak mau datang ke rumah sakit. Dia lebih menginginkan kalau bisa ketemu dokter itu ya secara digital,” kata Yuswohady dalam Press Conference Publikasi Pra-rilis Riset Consumer Megashift Post Covid-19, Selasa (27/10).

Baca Juga: Survei Inventure: Konsumen masih takut ke mal meski vaksin covid-19 sudah tersedia

Selain menakar persepsi konsumen akan perlunya layanan telemedicine dari rumah sakit, Inventure juga menggali lebih jauh soal preferensi konsumen dalam mengakses layanan telemedicine. 

Hasilnya, sebanyak 71% dari 441 responden menyatakan dirinya lebih percaya untuk menggunakan platform telemedicine yang disediakan oleh rumah sakit ataupun klinik alih-alih startup kesehatan. 

Dugaan Yuswohady, hal ini disebabkan oleh persepsi masyarakat yang melihat rumah sakit sebagai institusi/lembaga yang lebih kompeten dalam memberikan layanan telemedicine ketimbang startup kesehatan.

"Temuan ini menjadi insights luar biasa bagi rumah sakit atau klinik di Indonesia untuk gerak cepat menyediakan layanan telemedicine, sebelum kuenya terlanjur diambil oleh para pemain startup teknologi," pungkas Yuswohady.

Selanjutnya: Sebagian masyarakat berencana membeli mobil setelah vaksin covid-19 diproduksi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Strategi Penagihan Kredit / Piutang Macet secara Dini & Terintegrasi serta Aman dari Jerat Hukum

[X]
×