kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45896,66   8,93   1.01%
  • EMAS1.363.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Survei Kemenkop-UKM: Penjualan Alat Peraga Kampanye Turun hingga 90% di Pemilu 2024


Senin, 08 Januari 2024 / 21:09 WIB
Survei Kemenkop-UKM: Penjualan Alat Peraga Kampanye Turun hingga 90% di Pemilu 2024
ILUSTRASI. Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM Yulius MA di Kantor di kantornya, Senin (8/1)


Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku UMKM khususnya di bidang konveksi dan sablon yang memproduksi atau menjual alat peraga kampanye mengaku alami penurunan omzet dibanding Pemilu tahun 2019 lalu.

Fakta itu disampaikan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) usai melakukan survei di pasar tanah abang.

"Peserta Pemilu mengalokasikan (banyak) dananya untuk memanfaatkan media sosial, buzzer ataupun influencer buat kampanye," ujar Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM Yulius MA di Kantor di kantornya, Senin (8/1).

Baca Juga: Pemilu dan Ramadan Berpotensi Mendorong Kinerja Bisnis AMDK pada Tahun 2024

Kata dia, penjualan produk untuk kampanye pada periode Pemilu sebelumnya. Di mana, penjualan tahun 2019 dirasakan lebih baik dibandingkan Pemilu tahun ini.

"Meskipun ada permintaan, namun tidak seramai dan tidak sebanyak Pemilu sebelumnya. Dinilai terdapat penurunan penjualan produk untuk kampanye cukup drastis sekitar 40% sampai 90%," ujar dia.

Yulius pun merincikan beberapa faktor yang menyebakan adanya penurunan omzet dari masa kampanye tahun 2019 dengan tahun 2024.

"Partai peserta Pemilu sudah memesan produk untuk kampanye melalui pelaku usaha mitra dari Partai tersebut," ungkapnya.

Kemudian, jangka waktu pemilu yang singkat (2,5 bulan sedangkan periode Pemilu sebelumnya 6 bulan) dan harga penjualan produk untuk kampanye secara online lebih murah.

"Adanya tren kampanye yang dilakukan secara online. Peserta Pemilu mengalokasikan dananya untuk memanfaatkan media sosial/buzzer/Influencer untuk kampanye," ujar dia.

Baca Juga: Seperti Apa Kriteria Capres-Cawapres Pilihan Investor?

"Peserta Pemilu lebih memilih untuk membagikan sembako/tunai dibandingkan membagikan kaos," sambungnya.

Adapun pemerintah berupaya untuk menjembatani agar masa kampanye tahun ini bisa memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM.

Salah satunya dengan mendorong partai politik atau calon legislatif yang memiliki ruang lingkup bisnis produk untuk kampanye agar dapat melibatkan pelaku UMKM dalam rantai pasok bisnisnya.

"Seharusnya masa kampanye dan tahun politik ini bisa meningkatkan secara signifikan ekonomi pelaku UMKM," sambungnya.

Partai Politik, Para Calon Legislatif (Caleg) dan Tim Sukses Pemilihan Presiden (Pilpres) memanfaatkan produk-produk UMKM dalam proses kampanye.

Secara nyata memberikan keberpihakan kepada UMKM dan juga akan membantu promosi dan meningkatkan penjualan UMKM sehingga membantu keberlangsungan UMKM.

Baca Juga: Elektabilitas Ganjar-Mahfud Turun, Survei Median: Suara Pindah ke Prabowo-Gibran

"Mendorong para pelaku UMKM untuk memperluas akses pasar dan pemasarannya melalui ekosistem digital (seperti terhubung dalam katalog elektronik pemerintah)," lanjut dia.

Yulius menambahkan, pihaknya akan menjembatani aspirasi para pelaku UMKM di Pasar Jaya untuk pembentukan wadah pemasaran online terpadu, dengan berkoordinasi bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan lintas Kementerian/Lembaga (K/L) terkait.

"Tentunya untuk mendorong terciptanya marketplace PD Pasar Jaya sebagai wadah pemasaran bagi Pelaku UMKM di lingkungan PD Pasar Jaya," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×