kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Survei: Konsumen lebih mengutamakan keselamatan dan kenyamanan moda transportasi


Kamis, 01 Agustus 2019 / 15:28 WIB
Survei: Konsumen lebih mengutamakan keselamatan dan kenyamanan moda transportasi


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini pilihan moda transportasi darat makin beragam dengan adanya transportasi berbasis online.

Hanya saja, hasil survei yang dilakukan Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) bertajuk “Preferensi Konsumen terhadap layanan Moda Transportasi Darat Urban di Indonesia" disebutkan bahwa konsumen tak hanya mengincar promo murah tapi juga memilih layanan yang aman dan nyaman.

Hasil survei yang dilakukan KKI tersebut selama periode Februari – April 2019 dengan melibatkan 625 responden yang berada di 15 Kabupaten/Kota di 6 Provinsi, yaitu DKI Jakarta, Banten, Bali, Sumatera Barat, Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan menggunakan teknik random sampling.

Praktisi Hukum Perlindungan Konsumen serta Ketua Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) David M.L. Tobing mengatakan jika konsumen saat ini lebih mengutamakan keselamatan dan kenyamanan dalam memilih layanan moda transportasi yang ingin digunakan dan tidak mudah terbuai promo tarif murah.

Dari hasil survei KKI tersebut, terdapat empat moda transportasi yang paling banyak digunakan masyarakat urban, yaitu ojek online atau Ojol, taksi online atau Taksol, Bus Trans dan KRL.

Baca Juga: BPS: Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,88%

Namun dari keempatnya, preferensi konsumen yang memilih layanan yang ditawarkan aplikator karya anak bangsa, Gojek, yaitu mencapai 36% dari total responden sedangkan pengguna layanan Grab menunjukkan angka 32%, dan yang memanfaatkan keduanya mencapai 32%.

Preferensi konsumen untuk memilih layanan Gojek dikarenakan keamanan dan kenyamanan yang diberikan selama mereka menikmati layanan yang disediakan aplikasi karya anak bangsa tersebut.

Survei menunjukkan layanan Go-Ride dari Go-Jek dinilai lebih aman (56%), lebih diandalkan (55%), lebih ramah (53%) serta lebih nyaman dan bersih (53%).

Sementara itu, survei mencatat preferensi konsumen untuk memilih layanan Grab, yang aplikator asal Malaysia yang juga kompetitor Gojek di industri ride hailing ini, tercatat lebih tinggi pada aspek keterjangkauan tarif (lebih murah), yakni mencapai 53%, dibandingkan Go Jek yang mencatat angka 47%.

Sedangkan, KRL dan bus trans dipilih responden dikarenakan kemampuannya dalam memenuhi aspek keselamatan dan keamanan konsumen selain juga dapat diandalkan untuk ketepatan waktu layanannya.

Khusus KRL, kebijakan pemerintah untuk membangun moda transportasi yang terintegrasi dengan transportasi publik lainnya menjadikan KRL sebagai salah satu moda transportasi yang cukup populer digunakan oleh konsumen.

Sedangkan bagi pengguna taksi online, Go Jek memiliki tingkat preferensi konsumen lebih tinggi daripada Grab pada semua aspek, yaitu pada aspek keterjangkauan tarif (54%), aspek keamanan (59%), kehandalan layanan (60%), keramahan (57%), dan kenyamanan serta kebersihan (59%).

Responden yang mengaku pernah mengalami kecelakaan pada layanan Grab-Bike tercatat lebih tinggi, yaitu mencapai 8,8% daripada yang terjadi di layanan Go-Ride (6,6%).

David lebih lanjut mengakui moda transportasi perkotaan saat ini semakin baik dibandingkan beberapa tahun lalu. Namun demikian, imbuhnya, tidak hanya transportasi harus saling terintegrasi, tapi transportasi urban juga harus mengarusutamakan aspek keamanan dan kenyamanan bagi penumpang.

“Maka dari itu, investor jangan hanya bakar duit untuk promo saja, tapi pakailah untuk meningkatkan kualitas layanan agar konsumen merasa aman dan nyaman,” tegas David dalam keterangan pers, Kamis (1/8).

Baca Juga: Bekasi catat inflasi tertinggi di Jabodetabek pada bulan Juli

Menanggapi hasil survei itu, VP Corporate Affairs Gojek Michael Say menegaskan jika Gojek selalu berkomitmen untuk menghadirkan layanan yang berkualitas untuk memberikan pengalaman berkendara yang aman dan nyaman kepada pelanggan.

Untuk itu, lanjutnya, Gojek telah melakukan banyak upaya pencegahan, perlindungan dan penanganan yang baik bagi pengguna.

Dalam upaya pencegahan, Gojek mengembangkan pelatihan dan edukasi mitra terkait topik keamanan dan kekerasan seksual. Saat ini Gojek telah melatih 4.000 mitra di lebih dari 30 kota di Indonesia.

Selain itu, Gojek juga menjalankan tindakan perlindungan, antara lain dengan memberikan perlindungan asuransi dan pengembangan fitur keamanan pada aplikasi, yaitu fitur Tombol Darurat dan fitur Bagikan Perjalanan.

“Kepada pelaku, baik itu mitra pengemudi ataupun penumpang, Gojek akan memberi tindakan tegas. Selain melakukan putus mitra dan pemblokiran akun (penumpang), Gojek juga siap melakukan mendampingi korban apabila korban merasa perlu untuk melanjutkan kasus ini di jalur hukum,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×