Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berharap pasar ekspor ikan hias Indonesia beli luas, tidak tergantung terhadap Singapura. Masih banyak potensi pasar ekspor lainnya.
"Masa negara yang lebih besar 100 kali dari Singapur, pemasarannya harus bergantung dengan negara yang 100 kali lebih kecil dari kita, kita bisa bekerja sama, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) siap membantu apa saja yang diperlukan," ujar Susi dalam siaran pers, Selasa (5/12).
Hal itu disebutkan bukan tanpa alasan. Selama ini ekspor ikan hias Indonesia melalui Singapura terlebih dahulu. Itulah yang menyebabkan pamor Singapura lebih memuncak dari Indonesia dalam industri ikan hias.
Data 2016 menunjukkan bahwa Indonesia merupakan eksportir ikan hias nomor 5 di dunia yang mampu menguasai pasar hingga 7,13%. Jumlah ini masih kalah dari Singapura yang merupakan eksportir utama di dunia yang mencapai angka 12, 44 persen.
Setelah melihat dan mempelajari industri ikan hias ini, Susi berpendapat bahwa Indonesia bisa lebih unggul dari Singapura.
Tren nilai ekspor ikan hias dunia pada 10 tahun terakhir yaitu sejak 2007 hingga 2016 menunjukkan potensi besar. Singapura mengalami tren negatif 4.47% per tahun. Sementara itu, Indonesia mengalami tren positif sebesar 15.17% per tahunnya.
Melihat potensi ikan hias Indonesia ini, dengan tegas Susi menyampaikan bahwa KKP siap membantu. Industri ikan hias membutuhkan kerja sama antar berbagai pihak khususnya di bidang penanganan khusus, mulai dari penangkaran, pembudidayaan, perizinan, hingga transportasi agar ikan hias bisa diantar dalam keadaan hidup.
Selain itu, untuk mendorong produktivitas perikanan di Indonesia baik itu ikan hias maupun ikan konsumsi, Susi mendorong tiap stakeholder untuk mulai melakukan budidaya mengurangi ketergantungan suplai dari alam.
Maraknya praktik penangkapan ikan dengan cara merusak semakin menggerus sumber daya perikanan Indonesia.
“Saya berharap Nusatic menjadi salah satu pendukung pemerintah untuk memperkenalkan sumber hayati laut yang berkelanjutan,” ungkap Susi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News