kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Swasta masuk bisnis transmisi listrik, Dirjen Rida: Bakal masuk di RUPTL 2021-2030


Minggu, 14 Maret 2021 / 16:14 WIB
Swasta masuk bisnis transmisi listrik, Dirjen Rida: Bakal masuk di RUPTL 2021-2030
ILUSTRASI. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana


Reporter: Filemon Agung | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mendorong agar perusahaan swasta bisa berbisnis transmisi listrik. Rencana intu akan tertuang dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana bilang saat ini pihaknya masih terus mendiskusikan skema ini untuk masuk dalam RUPTL yang tengah disusun dengan meminta masukan sejumlah pihak. Selain itu, skema swasta masuk ke bisnis transmisi disebut cukup dinanti oleh banyak investor.

Rida menambahkan, dengan mempertimbangkan kondisi keuangan PT Perusahaan Listrik Negara maka swasta perlu didorong masuk dalam lelang transmisi apalagi kebutuhan transmisi dinilai cukup besar.

Kendati demikian, Rida menjelaskan saat ini yang didorong oleh pemerintah yakni pembangunan dilakukan oleh pihak swasta namun pengelolaan tetap berada di tangan PLN.

"Kalau sekarang yang abngun bukan PLN, tapi yang operasikannya tetap PLN. Jadi disewakan, bisa jadi Bult, Own, Operate, Transfer (BOOT). Kayak gitu," ujar Rida ditemui dikantornya belum lama ini.

Rida menambahkan, lelang transmisi baru akan dilakukan pasca RUPTL disahkan. Sayangnya, Rida belum bisa memastikan kapan RUPTL akan segera disahkan, yang terang saat ini Kementerian ESDM bersama PLN masih terus melakukan pembahasan untuk proses ini.

Meski saat ini swasta hanya didorong untuk membangun transmisi, Rida tak menutup kemungkinan pengoperasian transmisi juga akan bisa dilakukan pihak swasta kedepannya. "Mungkin ke depannya swasta mau jadi operatorship-nya. Tetapi sementara ini hanya baru saat pengadaannya dulu, operatorship tetap di PLN," lanjut Rida.

Rida pun memastikan dengan tetap mendorong pengelolaan oleh PLN maka tidak melanggar Undang-Undang yang berlaku. Saat ini ada banyak investor yang menyatakan minat untuk masuk dalam proses lelang yang akan dilakukan. "Udah banyak yang kesini nanya pak kapan saya dibolehkan ngebangun. Kenapa nggak? dulu ya pembangkit kan yang mau bangun cuma PLN, belakangan ada IPP, mereka operator. Sekarang transmisi dibuka juga tapi operatorship di PLN," ujar Rida.

Dalam catatan Kontan.co.id, Hingga akhir tahun lalu, realisasi jaringan transmisi listrik nasional yang beroperasi tercatat mencapai 61.506,08 kms. Adapun, realisasi jaringan distribusi mencapai 1.007.289,37 kms.

Asal tahu saja, Kementerian ESDM telah menetapkan program prioritas untuk tahun 2021. Pada subsektor ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), pemerintah akan memfokuskan ke pembangunan infrastruktur pembangkit listrik 27.000 Mega Watt (MW), transmisi 19.000 kms, gardu induk 38.000 MW dan pengembangan smart grid. 

Masih menurut Rida, upaya mendorong pembangunan transmisi perlu diakukan demi menjamin terciptanya sistem yang interkoneksi. Ini juga dinilai menjadi langkah awal dalam mendorong kesiapan dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).

"Kestabilan sistem kelistrikan diantaranya juga dibutuhkan untuk menyerap energi terbarukan," jelas Rida.

RUPTL yang Green

Rida menjamin kehadiran RUPTL 2021-2030 bakal didorong menjadi RUPTL yang Green dimana pertumbuhan EBT akan didorong melebihi pertambahan pembangkit fosil. "Karena kalau kita pasakan (fosil) saya takut kedepannya gak ada yang mau biayain lagi, sementara yang mau biayain EBT semakin banyak," ungkap Rida.

Rida menambahkan masih ada banyak pihak yang hendak diundang oleh pemerintah guna meminta masukan dalam penyusunan RUPTL.

Dengan upaya tersebut, Rida menjamin RUPTL 2021-2030 bakal menjadi RUPTL yang lebih detail dibanding RUPTL yang ada sebelumnya.

Senada, Direktur Niaga dan Manajemen PLN Bob Saril mengungkapkan pembahasan RUPTL yang masih berlangsung harus mempertimbangkan secara matang kondisi demand dan suplai yang ada saat ini.

"Bukan artinya lambat, tapi lebih teliti lagi karena kondisi kan agak berbeda dengan tahun sebelumnya," ujar Bob, Selasa (9/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×