kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Syuting film asing di Indonesia akan dongkrak ekonomi sekitar


Jumat, 10 Juni 2011 / 10:12 WIB
Syuting film asing di Indonesia akan dongkrak ekonomi sekitar
ILUSTRASI. Ilustrasi. Manfaat minum kopi


Reporter: Maria Rosita | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Indonesia bakal menjadi tempat pengambilan gambar tujuh film asing. Produksi film asing ini terang bakal membawa keuntungan bagi daerah sekitar lokasi pembuatan film tersebut.

Direktur Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kembudpar) Ukus Kuswara meyakini, syuting film asing tersebut bakal mengorbitkan pariwisata Indonesia. Saat ini, rumah produksi tujuh film asing tersebut masih menjajaki lokasi. "Setiap jengkal daerah kita punya daya tarik, regulasi pun makin sederhana," ujar Ukus kepada KONTAN, baru-baru ini.

Menurut Ukus, sebagian dari tujuh film asing tersebut merupakan buatan Amerika Serikat dan Eropa. Sayangnya, dia masih bungkam soal waktu, pelaku, maupun judul film tersebut. Tapi sedikit bocoran, "Salah satunya merupakan film laga. Ada juga yang syuting tahun ini," beber Ukus.

Beberapa film kemungkinan mengambil tempat syuting di Raja Ampat, Papua dan Bali. Ukus berharap, munculnya keindahan alam Indonesia di panggung dunia bisa mendongkrak bisnis pariwisata lokal ke panggung dunia.

Optimisme juga diungkapkan oleh pengamat perfilman Raam Punjabi. "Meski infrastruktur minim tapi masih ada yang mau syuting," tuturnya.
Untuk menyambut syuting tujuh film ini, menurutnya pemerintah harus menyiapkan infrastruktur pendukung industri film seperti sound system.

Selanjutnya, pemerintah pun harus memikirkan insentif seperti yang dilakukan oleh negara lain. Sebutlah pemerintah Eropa dan Thailand yang menanggung biaya makan kru film asal India.

Meski belum diketahui bujet film asing tersebut, namun Raam memprediksi satu film asing bisa menelan bujet minimal US$ 10 juta. Sementara yang berbujet medium bisa menghabiskan US$ 30 juta-US$ 40 juta. "High budget di atas US$ 50 juta, contoh Eat, Pray, and Love. Untuk Julia Roberts bisa menghabiskan US$ 5 juta-US$ 10," paparnya.

Bujet ini jauh lebih tinggi ketimbang bujet film lokal yang berkisar US$ 200.000-US$ 1,5 juta. Ongkos yang tinggi ini terang membuat daerah dan bisnis terkait film berpeluang besar melahap bujet produksi film asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×