kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45981,69   -8,68   -0.88%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun 2020, sapi indukan Belgian blue mulai disebar ke peternak


Senin, 05 November 2018 / 21:32 WIB
Tahun 2020, sapi indukan Belgian blue mulai disebar ke peternak
Sapi bakalan Belgian Blue


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BOGOR. Tahun 2020 atau dua tahun lagi sapi indukan Belgian Blue sudah bisa disebar ke peternak-peternak di seluruh Indonesia.

Hal ini dilakukan sebagai komitmen mencukupi kebutuhan daging sapi masyarakat Indonesia dengan keunggulan sapi Belgian blue yang bertubuh besar dengan berat mencapau 700 kg hingga 1 ton.

Adapun sapi generasi pertama bernama Gatot Kaca yang lahir pada Oktober 2016 dan saat ini berusia 2 tahun sudah mulai di ternakkan. Ini sudah dilakukan di UPT (Unit Pelaksana Tugas) di peternakan di Singosari.

“Ya di tahun 2020, tapi kemarin Gatot Kaca sudah di bawa ke Singosari untuk ditampung spermanya,” kata Sugiono Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Senin (5/11).

Hal ini juga dibenarkan oleh Yanyan Setiawan Kasi Pemeliharaan Ternak UPT Balai Embrio Ternak (BET), Senin (5/11). Menurutnya, usia tahun merupakan usia di mana sapi sudah ideal untuk diternakkan.

“Sebenarnya usia 2 tahun itu fase dia mengalami puncak produksi. Yang bisa di sebarkan adalah semen hasil dari produksi pejantan ini atau yang Inseminasi Buatan (IB) Sekarang sudah ada Gatot Kaca, dan ditampung semennya untuk memperoleh hasil Belgian blue,” ujarnya.

Hanya saja sejauh ini pemerintah masih masih memperbanyak bibit sapi Belgian Blue. Adapun jumlah bibit IB dan TE (Transfer Embrio) berjumlah 1800 dan yang sudah melakukan TE sebanyak 647 ekor sapi indukan dengan pemeriksaan kebuntingan sapi sudah dilakukan pada 510 sapi dan yang sudah positif mengandung sapi sejumlah 126 sapi dengan hasil pendat (anak sapi) 47 ekor sapi.

Sedangkan untuk inseminasi buatan sudah dilakukan pada 676 ekor sapi lokal dengan pemeriksaan kebuntingan pada 329 sapi. Adapun 150 ekor sapi yang sudah berhasil bunting 44 ekor sapi yang sudah lahir.

“Ini kita masih memperbanyak bibit. Kita masih menseleksi tahapan dasar hingga memiliki darah 75% Belgian blue. Diharapkan nanti hasilnya di peternak akan seperti Belgian Blue dengan tubuh yang besar dan berotot,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan satu ekor sapi Belgian Blue mampu memiliki bobot antara 700 kg hingga 1 ton. Sehingga jumlah daging sapi yang dipasok akan semakin banyak dengan jumlah sapi yang tidak banyak.

“Keuntungannya dengan embrio beku ya sapi yang dihasilkan belgian blue itu besar-besar. Kalau sapi lokal kita usia 2 tahun bisa 200 kilogram, Belgian Blue di usia 2 tahun bisa 800 sampai 1 ton. Umur sama, biaya sama, hasilnya beda,” ujar Sugiono Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Sugiono menjelaskan bahwa jika tanpa Transfer Embrio beku, maka sapi lokal bisa dipanen setelah 10 tahun. Ini jelas berbeda dan menguntungkan jika menggunakan sapi Belgian blue.

“Kalau mulai tanpa TE bisa 10 tahun, tapi ini kan Belgian blue sudah mulai ada, selain itu juga ada pejantan yang bisa ditampung semennya (sperma) sehingga 2019 bisa ke peternak dan masyarakat,” ungkapnya.

Meski dengan modal yang tidak murah, namun untuk harga daging sapi Belgian blue ini tidak akan jauh berbeda dengan sapi lainnya. “Sesuai dengan harga daging di pasaran. Nanti dilihat dulu konsumennya,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×