kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.706.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.340   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.618   86,45   1,32%
  • KOMPAS100 963   10,57   1,11%
  • LQ45 753   6,24   0,83%
  • ISSI 204   3,07   1,52%
  • IDX30 391   2,33   0,60%
  • IDXHIDIV20 475   7,20   1,54%
  • IDX80 109   1,13   1,05%
  • IDXV30 113   2,27   2,05%
  • IDXQ30 129   1,02   0,80%

Tahun Depan, Matahari Putra Prima (MPPA) Bidik Pertumbuhan 20%


Minggu, 19 Desember 2021 / 06:35 WIB
Tahun Depan, Matahari Putra Prima (MPPA) Bidik Pertumbuhan 20%


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) menyiapkan sejumlah strategi untuk bisa menumbuhkan kinerja pada tahun depan. Emiten ritel pengelola Hypermart ini akan melanjutkan ekspansi gerai dan memperkuat pengembangan bisnis omni-channel secara online-to-offline (O2O).

Sayangnya, Chief Financial Officer MPPA Herry Senjaya belum bersedia untuk membuka proyeksi kinerja keuangan hingga tutup tahun 2021. Namun, dia optimistis pada tahun depan MPPA bisa menumbuhkan kinerja penjualan hingga 20%.

"Kami masih proses menuju akhir tahun, belum bisa menginformasikan data-data kinerja keseluruhan 2021. Untuk pertumbuhan ke depan, proyeksi kami penjualan optimistis akan tumbuh paling tidak 20%," ujar Herry dalam public expose yang digelar secara virtual, Jum'at (17/12).

Supaya bisa mencapai target tersebut, MPPA pun akan melanjutkan ekspansi gerai. Herry menyebut, setidaknya ada 15 toko yang akan dibuka MPPA pada tahun 2022. Sedangkan mengenai adanya potensi penutupan gerai, Herry belum bisa memberikan gambaran.

Baca Juga: Simak strategi Matahari Putra Prima (MPPA) mendongkrak kinerja di sisa tahun ini

Yang pasti, pada tahun depan MPPA bersiap untuk menganggarkan belanja modal (capex) sekitar Rp 75 miliar, termasuk untuk memuluskan rencana ekspansi "Mengenai capex tahun 2022, rencananya kami akan buka ekspansi dan untuk renovasi gerai-gerai kami," sambung Herry.

Direktur Corporate Secretary & Public Affairs MPPA Danny Kojongian membeberkan bahwa per November 2021, MPPA total memiliki 204 gerai berbagai format, yang tersebar di 72 kota di Indonesia. Sedangkan untuk jaringan gerai Hypermart sendiri tersebar di 65 kota.

Sepanjang 2021, MPPA melakukan strategi pembukaan dan penutupan gerai. Danny menjelaskan, penutupan dilakukan pada gerai-gerai yang underperform alias yang tidak memberikan return sesuai harapan. Apalagi dengan adanya pandemi berbagai pembatasan mobilitas masyarakat sejak covid-19 tahun lalu.

Setidaknya ada sembilan gerai MPPA yang terdiri dari 5 Hypermart, 1 Hyfresh dan 3 Foodmart yang sudah ditutup pada tahun ini. Sebagai gantinya, MPPA juga membuka sembilan gerai baru untuk 7 Hypermart dan 2 Hyfresh. Pembukaan gerai baru tersebut berasal dari gerai ex-Giant.

Danny menekankan bahwa MPPA terus melakukan evaluasi mengenai penutupan dan ekspansi gerai. Terutama dari aspek lokasi dan luasan (size) agar bisa lebih efektif dan efisien dalam operasional bisnisnya.

Mengikuti perkembangan gaya hidup masyarakat, MPPA melihat arah pengambangan gerai yang berdiri sendiri alias stand alone.

"Sekarang ini kami mengikuti perkembangan dari gaya hidup pelanggan, yang saat belanja memilih yang stand alone. Gampang parkir, belanja, langsung pulang. Juga lebih dekat ke area perumahan dan kantor, karena kami ingin lebih mendekatkan diri kepada pelanggan," jelas Danny.

Baca Juga: MPPA, NOBU, ALDO akan rights issue, mana yang menarik?

Director Large Stores Format MPPA Suwartono menambahkan, selama pandemi covid-19 gerai dengan konsep hypermarket terganjal oleh kebijakan pembatasan mobilitas, baik itu PSBB maupun PPKM. Apalagi, 95% lokasi gerai berada di dalam mal yang jam operasionalnya juga terbatas.

"Dengan strategi pembukaan gerai-gerai stand alone, membuka fotmat hypermarket bertumbuh. Adanya pelonggaran di bulan Desember ini pun membuat kami optimistis tahun depan akan bertumbuh," ujar Suwartono.

Dalam kesempatan yang sama, Director Small Stores Format MPPA Wirawan Winarto menyampaikan, selain memperbaiki kinerja dari gerai berformat hypermarket, MPPA juga fokus mengembangan gerai dengan format supermarket.

Segmen ini bakal dikembangkan dengan lebih compact berukuran 400-500 meter persegi, maupun lewat supermarket normal antara 800-1.000 meter persegi.

"Kami akan fokus mengembangkan stand alone super market di luar mal, karena lebih dekat dan bisa lebih menjangkau konsumen. Juga dengan peningkatan produktivitas per meter persegi," ujar Wirawan.

Memperkuat Omni-Channel

Di sisi lain, pandemi covid-19 telah membuat MPPA berekspansi ke segmen omni-channel dengan mengoptimalkan kolaborasi ritel secara online dan offline. Danny Kojongian menegaskan, MPPA akan terus memperkuat omni-channel O2O sebagai bagian dari strategi pertumbuhan bisnisnya.

Sejak awal pandemi covid-19 pada Maret 2020, MPPA cepat beradaptasi dengan mmebuat layanan Whatsapp Chat & Shop yang saat ini sudah tersedia di 130 gerai.

Baca Juga: Begini prospek MPPA setelah menjalin kerja sama dengan HappyFresh

Kolaborasi dengan platform e-commerce pun terus dijalin. Antara lain dengan GrabMart yang sudah dimulai sejak Agustus 2020, yang saat ini layanannya menjangkau 107 gerai.

Selanjutnya MPPA menjalin kerja sama dengan Shopee pada September 2020 yang hingga sekarang sudah tersedia di 108 gerai. Menyusul Tokopedia per Desember 2020, yang saat ini tersedia di 105 gerai.

Pada Januari 2021, MPPA menjalin kerja sama dengan Blibli, dan layanannya sudah berada di 110 gerai. Selanjutnya pada Mei 2021 kolaborasi bersama JD.ID yang sudah menjangkau 101 gerai.

Pada Juli 2021, giliran GoMart yang bekerjasama dengan MPPA. Per 30 November, sudah tersedia 80 gerai virtual. Selanjutnya, di bulan November 2021 MPPA berkolaborasi dengan HappyFresh, dan sudah memiliki 39 gerai virtual.

"Ini adalah arah pengembangan yang tepat. Bisnis online kami tumbuh signifikan sejak akhir Q1-2020. Kami juga terus memperkuat platform e-commerce sampai akhir 2021. Fokus kami selain bisnis offline juga memperkuat bisnis online, serta terus berkolaborasi dengan e-commerce," tutup Danny.

Guna memperkuat bisnisnya, MPPA pun melakukan aksi korporasi di tahun ini, antara lain menggelar penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue. Manajemen MPPA belum berkomentar banyak mengenai progres rights issue ini.

Yang jelas, Herry Senjaya menyebut bahwa dana yang dihimpun dari aksi korporasi tersebut di antaranya akan dipakai untuk modal ekspansi di tahun depan.

"Kami akan melakukan ekspansi, ada kebutuhan untuk barang-barang yang perlu ada di toko. Juga meningkatkan kualitas dan kuantitas ragam produk yang ada di toko kami saat ini," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×