Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) belum memiliki rencana akuisisi lahan tambang batubara pada tahun ini. Kondisi pasar batubara yang belum stabil membuat emiten ini memilih memaksimalkan potensi tambang yang ada.
Head of Corporate Communication ADRO Febriati Nadira menyampaikan, pihaknya akan fokus pada penerapan keunggulan operasional atau operational excellence pada bisnis inti agar dapat menghadapi tantangan industri batubara. “Kami juga akan tetap melakukan studi untuk pengembangan bisnis,” ujar dia, hari ini.
Strategi efisiensi juga diterapkan di seluruh rantai bisnis perusahaan agar dapat menghasilkan kinerja operasional yang solid dan sesuai dengan target yang diharapkan.
Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) fokus selesaikan proyek PLTU di tahun ini
Saat ini, ADRO memiliki model bisnis terintegrasi yang terdiri dari delapan pilar. Di antaranya Adaro Mining, Adaro Services, Adaro Logistics, Adaro Power, Adaro Land, Adaro Water, Adaro Capital, dan Adaro Foundation.
Febriati menyebut, anak-anak usaha ADRO di pilar-pilar bisnis tersebut terlibat dalam setiap bagian rantai pasokan batubara. Dengan demikian, perusahaan dapat mengontrol biaya, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi risiko di pasar.
Terkait produksi batubara, ADRO belum mengumumkan target produksi pada tahun ini. Per akhir kuartal tiga tahun lalu, produksi batubara ADRO naik 13% (yoy) menjadi 44,13 juta ton. Sedangkan target produksi batubara perusahaan di tahun kemarin berada di kisaran 54 juta—56 juta ton.
Meski tidak ada rencana akuisisi, ADRO tetap fokus pada pengembangan bisnis pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang dikelola PT Adaro Power.
Salah satu proyek PLTU perusahaan, yakni PLTU Tanjung Power Indonesia kini sudah mulai beroperasi secara komersial. PLTU tersebut berkapasitas 2x100 megawatt (MW) dan akan mengalirkan listrik di kawasan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Baca Juga: Toba Bara dan Indika Energy belum agendakan akuisisi tambang baru di tahun ini
Sementara itu, proyek PLTU Bhimasena Power Indonesia ditargetkan manajemen ADRO akan selesai dan beroperasi pada tahun ini. “Kegiatan PLTU Bhimasena Power Indonesia telah mencapai tingkat penyelesaian sekitar 87% per akhir September 2019,” imbuh Febriati.
PLTU tersebut berlokasi di Kabupaten Batang, Jawa Tengah dan memiliki kapasitas listrik sebesar 2x1.000 MW.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News