Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tahun ini, laju ekspor ban tak bakal menggelinding kencang. Buktinya, produsen ban pesimistis kinerja ekspor tahun ini bakal menyamai tahun lalu.
Pada tahun 2008 ekspor ban mencapai 33,6 juta unit. Namun, tahun ini produsen ban hanya menargetkan ekspor sebanyak 25,2 juta unit. "Jadi, ekspor ban tahun ini akan turun 15%. Ini terjadi karena permintaan di luar negeri sedang turun," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane, Selasa (17/2).
Lesunya pasar ban ini adalah imbas dari anjloknya pasar otomotif. Maklum, di tengah krisis global, banyak orang menunda pembelian mobil. Kondisi ini langsung mempengaruhi penjualan ban di segmen produsen mobil atau original for equipment manufacturer (OEM).
Kondisi serupa juga terjadi di segmen ban pengganti atau replacement. "Penjualan di segmen ini juga turun karena banyak orang menunda penggantian ban," ujar Aziz.
Meski pasar ban tahun ini lesu, produsen belum berencana menurunkan volume produksi. Aziz bilang, produksi ban tahun ini tetap sama dengan tahun 2008, sekitar 42 juta ban. Hanya saja, produsen akan mengalihkan bidikan pasarnya ke pasar lokal. "Kami akan fokus menggarap pasar dalam negeri," tutur Aziz.
Selama ini, sekitar 80% produksi ban dilempar ke pasar ekspor. Sedangkan sisanya diserap pasar domestik. Tapi saat ini, komposisinya bakal berubah. "Sekarang, volume produksi yang dipakai di dalam negeri bakal lebih banyak," ucap Aziz.
Pemain di industri ban pun mengakui pasar ekspor sedang lesu darah. Menurut Dwi Parileksono, Manager Retail And Sales Training PT Goodyear Indonesia, melesunya pasar ekspor ini imbas anjloknya pasar mobil.
Selama ini, Goodyear mengekspor ban ke Malaysia, Australia, Timur Tengah, dan Thailand. "Kami ekspor ban sekitar 40% per tahun. Tapi, karena pasar sedang lesu, tahun ini, ekspor kami akan turun 15%," kata Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News