kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun ini, permintaan anggrek dari Jepang naik 30%


Kamis, 30 September 2010 / 11:55 WIB
Tahun ini, permintaan anggrek dari Jepang naik 30%


Reporter: Ario Fajar |

JAKARTA. Minat masyarakat Jepang akan tanaman anggrek masih cukup tinggi. Permintaan anggrek dari Indonesia dari Negeri Samurai tersebut pun meningkat setiap tahun. Tahun ini, peningkatan bisa mencapai 30% dibandingkan 2009 lalu. Pertumbuhan ini lebih tinggi daripada permintaan tahun lalu jika dibandingkan dengan tahun 2008 yang hanya tumbuh 15%.

Para penggemar anggrek asal Jepang menyukai anggrek Indonesia karena lebih bervariasi dan tahan lama. Anggrek incaran mereka adalah jenis Dendrobium yang menyokong 34% total ekspor anggrek ke Jepang, Oncidium Golden Shower (26%), Cattleya (20%), Vanda (17%), serta anggrek lainnya (3%).

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Anggrek dan Tanaman Hias Indonesia (Aspathias), Enny Boediardjo, menyatakan, tahun lalu, ekspor anggrek mencapai 1,08 juta kilogram dengan nilai mencapai US$ 27 juta. Tahun ini, total ekspor anggrek diprediksi bakal naik sekitar 10%. Nah, ekspor anggrek Indonesia ke Jepang setiap tahun adalah sekitar 107.760-107.800 kg per tahun senilai sekitar US$ 2,5 juta.

Selain Jepang, tujuan ekspor lainnya adalah Taiwan 250.916 kg, Belanda 14.167 kg, dan Singapura 18.170 kg. Permintaan juga datang dari Korea Selatan, Pakistan, Hong Kong, Amerika Serikat, dan India.

Ekspor anggrek Indonesia dilakukan dalam tiga jenis, yakni benih, tanaman dan bunga potong. "Anggrek kita diminati karena Indonesia memiliki sepertiga jenis anggrek dunia," terang Enny kepada KONTAN, Rabu (29/9). Saat ini di Indonesia hidup sekitar 4.000 jenis anggrek. Salah satu yang terpopuler adalah jenis Dendrobium.

Pada krisis keuangan 2008, bisnis anggrek sempat goyah. Pasalnya, daya beli turun sehingga permintaan dunia juga merosot tajam. Tapi, kini permintaan mulai pulih.

Haryadi, salah satu pengusaha anggrek yang membuka toko di Sentra Taman Anggrek Ragunan (TAR) membenarkan cerita Enny. Pengusaha yang juga petani anggrek ini menuturkan, dari satu hektare produksi tanaman anggreknya, sekitar 45% di ekspor ke Jepang dan Singapura. Sedang sisanya dijual di Ragunan.

Ia juga menyatakan, kendati jumlahnya tidak banyak, terjadi peningkatan permintaan anggrek setiap tahun. "Setiap tahun langganan saya pasar Jepang. Bahkan tahun ini saya dan pengusaha anggrek di sini akan berekspansi ke Belanda," katanya.

Sejauh ini, anggrek milik Haryadi yang paling diminati adalah jenis Vanda Douglas. Bahkan, ia memprediksi, permintaan anggrek ini akan melonjak hingga tiga kali lipat menjelang Natal dan tahun baru mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×