Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia pada tahun depan akan memasuki tahun politik. Hal itu disadari betul oleh para pengembang properti. Oleh karena itu, banyak pihak yang sudah menyiapkan diri untuk menghadapi kondisi tersebut.
Lucy Rumantir, Senior Technical Advisor Savills Indonesia dalam acara Savills Property Leaders Dialogue, forum bisnis dan networking stakeholder pasar properti di Indonesia, mengatakan, pada akhir 2018 hingga 2019 pasar properti akan lesu. Hal itu bisa membuat investor wait and see untuk menginvestasikan dananya. Sebab pergolakan politik bisa menentukan ekonomi.
Pasar akan menunggu siapa presiden yang terpilih. Jika presiden yang sekarang terpiih kembali kondisi ekonomi diprediksi akan relatif stabil karena pasar sudah mengetahui rekam jejaknya di periode yang telah berjalan. Smentara jika yang terpilih tokoh baru akan ada ketidakpastian pasar karena akan muncul pertanyaan tentang kebijakan pemerintahan baru dan lainnya.
Namun menurutnya, bagi investor asing masa-masa seperti ini merupakan momen terbaik untuk berinvestasi. Sebab, di kala pasar turun investor asing bisa memulai pembangunan. "Sehingga ketika pasar pulih dan demand meningkat mereka tinggal melakukan pemasaran kepada masyarakat," ujarnya di Jakarta, Rabu (1/11).
Selain itu, saat ini pasar properti Indonesia lebih banyak didominasi pasar menengah bawah. Saat ini untuk investor asing memang masih banyak melirik investasi di perkotaan dengan menyasar segmen menengah atas. Namun beberapa tahun ke belakang investor asing juga mulai melirik segmen menengah bawah.
Christopher J. Marriott, CEO Southeast Asia Savills Indonesia menambahkan, kendati saat ini pasar masih lesu, namun Indonesia masih menjadi pilihan investasi yang menarik. Imbal hasil di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pasar global lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News