kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tak ada yang salah kerjasama dengan Proton


Selasa, 10 Februari 2015 / 23:22 WIB
Tak ada yang salah kerjasama dengan Proton
ILUSTRASI. 5 hidden gems di Dubai


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Aksi AM Hendropriyono melalui PT Adiperkasa Citra Lestari yang menggandeng Proton Holdings Berhad untuk mengembangkan industri otomotif nasional dinilai bukan hal yang salah.

"Tak ada yang salah dengan langkah beliau (Hendropriyono). Ini business to business antara kedua perusahaan, Proton perusahaan Malaysia dan Adiperkasa perusahaan asal Indonesia," kata Pengamat otomotif Suhari Sargo di Jakarta, Selasa (10/2).

Suhari juga menyampaikan, bahwa Menteri Perindustrian Saleh Husin telah menyampaikan pernyataannya bahwa kerjasama Proton dan Adiperkasa bukan untuk memproduksi mobil nasional (mobnas). Atas dasar itu, dirinya pun melihat Proton dan Adiperkasa hanya ingin membangun pabrik dan membuat mobil.

"Jadi dua perusahaan swasta ini kerjasama untuk membangun pabrik di Indonesia. Itu saja, kesampingkan dulu Mobnas, ini bisnis to bisnis," ujarnya.

Sebelumnya Menperin menyampaikan, bahwa penandatangan nota kesepahaman (MoU) Proton dan Adiperkasa tidak ada kaitannya dengan mobnas. "Itu murni sekedar kesepakatan antara private to private (B to B) saja, dan bukan keputusan pemerintah, murni bisnis," ujar Saleh

Saleh menjelaskan, MoU itu dilakukan untuk enam bulan ke depan dalam melakukan kerjasama, melakukan studi kelayakan. Dan pemerintah, ia memastikan kembali, belum ada rencana membuat program mobil nasional.

Nama Hendropriyono di industri otomotif nasional bukanlah baru. Pria yang dikenal dengan sisiran rambut klimisnya pasca pensiun menjadi tentara pernah mendatangkan mobil merek KIA ke Indonesia. Kala itu penggemar olahraga terjun payung ini memiliki asa adanya pabrik otomotif buatan Indonesia. Cita-cita ini kembali diretas dengan Proton dimana diprediksi jika terealisir bisa menampung 6 ribu tenaga kerja. (Seno Tri Sulistiyono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×