Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) menyatakan, total produksi biodiesel di sepanjang tahun 2023 tercatat 12,7 juta kilo liter (KL) atau masih belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 13 juta kilo liter.
Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan mengatakan belum tercapainya target produksi biodiesel di tahun 2023 akibat beberapa faktor.
"Ada saja halangan yang membuat tidak tercapai.. Tahun sebelumnya tiba-tiba ada penerapan B35 sehingga perlu dipersiapkan tangki dan sebagainya," kata Paulus saat ditemui Kontan, Rabu (17/1).
Sementara itu, Paulus mengungkapkan, Aprobi optimistis target produksi biodiesel sebesar 13 juta kilo liter akan tercapai pada tahun ini karena secara infrastruktur sudah jauh lebih siap.
"(Produksi) tahun ini kan pasti lebih baik karena persiapannya jauh lebih baik," ucapnya.
Baca Juga: Kucuran Insentif Program B35 Sudah Capai Rp 4,04 Triliun
Paulus menerangkan, produksi biodiesel Indonesia di tahun 2023 lebih banyak didistribusikan di dalam negeri ketimbang luar negeri seperti Eropa dan China. Namun, sayangnya ia tak merinci berapa total volume penyaluran untuk pasar dalam negeri dan luar negeri.
"Kalau pasar luar negeri itu tergantung. Eropa sekarang ada masalah karena ada tuduhan subsidi dan ada pembatasan Renewable Energy Directive. Jadi memang agak sedikit terhambat (penyaluran) di Eropa yang dulunya besar tapi sekarang terhambat," ujarnya.
Dalam riset Kontan, penyaluran biodiesel Indonesia pada periode 2011-2013 lebih banyak disalurkan untuk ekspor. Akan tetapi, sejak 2014 hingga 2023 volume distribusi domestik jauh lebih tinggi dibandingkan pengiriman ke luar negeri.
Pemanfaatan biodiesel di Indonesia juga berpotensi kian bertambah mulai tahun ini, seiring dengan aturan Pemerintah yang resmi meningkatkan persentase pencampuran bahan bakar nabati (BBN) ke dalam bahan bakar minyak (BBM) biodiesel dari 30% (B30) menjadi 35% (B35) sejak 1 Agustus 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News