kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   27.000   1,16%
  • USD/IDR 16.715   30,00   0,18%
  • IDX 8.367   -24,72   -0,29%
  • KOMPAS100 1.159   -1,24   -0,11%
  • LQ45 843   -2,18   -0,26%
  • ISSI 291   1,30   0,45%
  • IDX30 442   -1,53   -0,35%
  • IDXHIDIV20 510   -0,87   -0,17%
  • IDX80 130   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 138   0,07   0,05%
  • IDXQ30 140   -0,19   -0,13%

Tambah Lini Bisnis Baru, SBMA Siap Genjot Kinerja Tahun 2026


Selasa, 11 November 2025 / 15:42 WIB
Tambah Lini Bisnis Baru, SBMA Siap Genjot Kinerja Tahun 2026
ILUSTRASI. PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA). . Pasca menambah lini bisnis baru, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) siap menggenjot bisnisnya pada tahun 2026.


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca menambah lini bisnis baru, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) siap menggenjot bisnisnya pada tahun 2026.

Seperti diketahui, emiten perdagangan besar bahan kimia anorganik dan gas ini telah mengumumkan diversifikasi bisnis baru pada Oktober 2025 lalu, yakni konstruksi dan pengolahan limbah B3. Perseroan hendak memanfaatkan limbah karbid hasil produksi acetylene menjadi bahan bangunan seperti paving block dan batako, dengan target pasar utama pembangunan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Legal SBMA, Reza Fahlepy menjelaskan, SBMA telah melakukan kesiapan hukum dan administratif untuk menyambut lini bisnis baru. Timnya telah memastikan seluruh perizinan tambahan, kajian analisis dampak lingkungan (amdal), serta penyesuaian dokumen korporasi dengan dengan regulasi terbaru.

Baca Juga: WIKA Target Selesaikan Proyek LPG Tuban 2026, Perkuat Ketahanan Energi Nasional

“Dari sisi SDM, perusahaan telah melakukan pemetaan kompetensi internal untuk mendukung kebutuhan tenaga kerja pada lini bisnis baru, termasuk menyiapkan program pelatihan teknis dan sertifikasi tambahan,” ungkap Reza dalam paparan publik, Senin (10/11/2025).

Meski menyadari ada perlambatan realisasi proyek IKN imbas efisiensi pemerintah, SBMA menilai bahwa aktivitas konstruksi di sekitar Penajam Pasir Utara masih memberikan peluang bagi kebutuhan material pendukung pembangunan.

Adapun sebagai pemain baru, lanjut Reza, pendekatan perseroan tidak akan diarahkan pada ekspansi besar-besaran, namun fokus pada efisiensi dan keunggulan operasional. Sebab, pemanfaatan limbah internal sebagai bahan baku memberikan efisiensi biaya yang tidak dimiliki oleh seluruh pemain di pasar. 

“Perseroan juga memanfaatkan lokasi operasional yang dekat dengan area pertumbuhan untuk menekan biaya dan distribusi. Selain itu, penetrasi pasar akan dilakukan secara bertahap melalui jaringan relasi usaha yang sudah kita miliki,” tambah Reza.

Dengan hadirnya lini bisnis baru tersebut, Wakil Direktur SBMA, Welly Sumanteri mengatakan, perseroan membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 10%-15% pada tahun 2026. Hal ini juga akan didukung oleh sejumlah strategi bisinis.

Pertama, perluasan jaringan distribusi, termasuk rencana membuka cabang baru di wilayah Kalimantan untuk memperkuat layanan penyediaan gas kepada pelanggan SBMA di sektor industri. Secara bersamaan, SBMA turut memperkuat kolaborasi dengan sektor strategis semacam pertambangan, konstruksi, rumah sakit, dan manufaktur.

“Kami juga akan mendiversifikasi pelanggan dengan memperluas penetrasi pasar ke sektor kesehatan, laborarorium, serta industri makanan dan minuman,” terang Willy dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, SBMA akan meningkatkan kapasitas produksi melalui peremajaan peralatan dan menerapkan sistem otomasi berbasis efisiensi energi. Penguatan kerja sama strategis dengan pelanggan utama di sektor pertambangan dan energi guna memaksimalkan stabilitas volume permintaan jangka panjang juga jadi bagian dari strategi tersebut.

Menilik kinerja keuangannya hingga September 2025, SBMA membukukan kenaikan pendapatan sebesar 6,35% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp 96,61 miliar menjadi Rp 102,75 miliar. Seiring dengan itu, laba tahun berjalannya juga meningkat 3,17% YoY dari Rp 9,72 miliar menjadi Rp 10,03 miliar.

Kata Welly, pertumbuhan pendapatan ini terutama didorong oleh naiknya permintaan gas industri dari pelanggan utama di sektor pertambangan konstruksi dan energi di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Implementasi sistem digital monetary di fasilitas produksinya di Balikpapan juga meningkatkan efisiensi pengisian dan distribusi gas perusahaan.

SBMA juga menyesuaikan harga jual pada beberapa produk utama, terutama acetylene dan oksigen yang dilakukan secara selektif.

Meski begitu, Welly menyadari, tantangan ekonomi ke depan tak akan berkurang, khususnya perubahan struktur energi global, fluktuasi harga bahan baku, biaya logistik, dan peningkatan standar lingkungan industri. 

Selain itu, SBMA juga perlu terus menyesuaikan diri dengan kebijakan pemerintah maupun perlambatan realisasi proyek IKN yang menjadi target serapan bisnis perusahaan.

“Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, perseroan menerapkan efisiensi biaya, meluaskan sumber pendapatan melalui diversifikasi usaha, serta meningkatkan penetrasi pada wilayah yang memiliki potensi pertumbuhan,” pungkas Welly.

Baca Juga: Perusahaan Indonesia Dominasi Penghargaan ESG Asia Tenggara 2025

Selanjutnya: Barito Renewables Energy (BREN) Fokus Tambah Kapasitas Pembangkit EBT

Menarik Dibaca: Harga Jual Emas Anting Sebelah, Apakah Nilainya Turun Drastis?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×