kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.504   -32,00   -0,21%
  • IDX 7.778   17,58   0,23%
  • KOMPAS100 1.209   4,20   0,35%
  • LQ45 962   1,40   0,15%
  • ISSI 235   0,98   0,42%
  • IDX30 495   1,06   0,21%
  • IDXHIDIV20 592   -0,43   -0,07%
  • IDX80 138   0,61   0,44%
  • IDXV30 142   0,03   0,02%
  • IDXQ30 164   0,02   0,02%

Tambang Harita Nickel (NCKL) Jadi yang Pertama Diaudit IRMA di Indonesia


Senin, 21 Oktober 2024 / 09:00 WIB
Tambang Harita Nickel (NCKL) Jadi yang Pertama Diaudit IRMA di Indonesia
ILUSTRASI. Fasilitas pengolahan nikel milik Harita Nickel di Pulau Obi


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel (NCKL) menjadi perusahaan pertambangan pertama di Indonesia yang secara resmi berkomitmen diaudit oleh Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA).

Seperti dikutip dari rilis resmi IRMA, proses audit perusahaan pertambangan dilaksanakan berdasarkan inisiatif sukarela, termasuk Harita Nickel. Pihak IRMA menyatakan langkah Harita ini merupakan yang pertama dilakukan oleh perusahaan pertambangan Indonesia.

“Dengan mengajukan operasi pertambangannya diaudit secara independen memakai standar pertambangan global yang paling ketat di dunia, Harita Nickel menjadi contoh transparansi operasional pertambangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia,” ujar Direktur Eksekutif IRMA, Aimee Boulanger, dalam rilis tersebut.

IRMA yang merupakan organisasi independen mengukur aspek keberlanjutan praktik pertambangan menggunakan standar global ketat bernama Standar IRMA untuk Pertambangan yang Bertanggung Jawab.

Akuntabilitas IRMA tercermin dari tata kelolanya yang unik. IRMA dikelola perwakilan enam sektor pemangku kepentingan yang terdampak praktik pertambangan, yakni masyarakat, buruh terorganisasi, LSM, sektor keuangan, pembeli, dan perusahaan pertambangan. Dengan representasi keenam sektor tersebut, masyarakat memiliki kekuatan yang sama dengan perusahaan pertambangan, begitu pula kepentingan komersial dengan nonkomersial.

Adapun proses audit meliputi dua tahap yang mencakup tinjauan meja (initial audit) dan audit lapangan. Audit terhadap Harita Nickel akan dilakukan SCS Global Services, firma audit independen yang disetujui IRMA.

Inisiatif Harita Nickel mengikuti audit IRMA juga memperoleh apresiasi pemerintah. Perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi ini dinilai berdedikasi tinggi terhadap praktik pertambangan yang bertanggung jawab di Indonesia.

“Kami sangat mengapresiasi inisiatif mereka, yang tidak hanya menjadi tolok ukur bagi industri, tetapi juga mendukung visi pemerintah untuk sektor pertambangan yang lebih transparan serta bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial. Upaya ini menggarisbawahi pentingnya penyelarasan industrialisasi nasional dengan standar global, memastikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan kita,” kata Septian Hario Seto, Deputi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia.

Harita Nickel menyatakan komitmen mereka menjalani audit IRMA bertujuan memberikan manfaat secara berkelanjutan dalam jangka panjang bagi semua pemangku kepentingan, terutama para pembeli. Perusahaan pertambangan yang mengoperasikan fasilitas High Pressure Acid Leaching (HPAL) pertama di Indonesia ini ingin memastikan pembeli memperoleh nikel yang didapatkan secara bertanggung jawab.

“Dengan menjalani audit IRMA yang independen, kami bertujuan menyelaraskan operasi dengan praktik terbaik dan mengidentifikasi ruang untuk perbaikan yang berkelanjutan bersama para pemangku kepentingan terdampak dan pemegang hak terkait. Kami berkomitmen melakukan penyelarasan dengan standar internasional untuk penambangan yang bertanggung jawab dalam jangka panjang,” kata Roy Arman Arfandy, Direktur Utama PT Trimegah Bangun Persada Tbk.

Harita Nickel memiliki izin pertambangan yang memulai operasinya di tahun 2010. Melalui anak perusahaan dan afiliasinya, Harita Nickel telah mengoperasikan smelter bijih nikel kadar tinggi (saprolit) sejak tahun 2017, fasilitas pemurnian bijih nikel kadar rendah (limonit) sejak tahun 2021, dan fasilitas produksi nikel sulfat dan kobalt sulfat sejak tahun 2023. Semua fasilitas ini berlokasi di dua wilayah konsesi pertambangan aktif Harita Nickel.

Harita Nickel memproduksi bahan baku utama untuk baterai kendaraan listrik – dengan memproses dan memurnikan bijih nikel kadar rendah (limonit) menggunakan teknologi High-Pressure Acid Leach (HPAL) untuk menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang kemudian diproses lebih lanjut menjadi nikel sulfat (NiSO4) dan kobalt sulfat (CoSO4).

Selanjutnya: Wakil Ketua MPR Minta Prabowo Tunda PPN 12%

Menarik Dibaca: Promo McD Oktober-November 2024, Koleksi 9 Mini Plush Happy Meal Sanrio x Yu-Gi-Oh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×