kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.690.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.300   35,00   0,21%
  • IDX 6.636   18,15   0,27%
  • KOMPAS100 963   0,22   0,02%
  • LQ45 750   -3,09   -0,41%
  • ISSI 206   1,44   0,70%
  • IDX30 391   -0,88   -0,23%
  • IDXHIDIV20 470   -5,41   -1,14%
  • IDX80 109   -0,01   -0,01%
  • IDXV30 113   0,06   0,05%
  • IDXQ30 128   -0,77   -0,60%

Tantangan Industri Fesyen Berlanjut, Begini Strategi Matahari (LPPF) Hadapi 2025


Minggu, 09 Maret 2025 / 09:57 WIB
Tantangan Industri Fesyen Berlanjut, Begini Strategi Matahari (LPPF) Hadapi 2025
ILUSTRASI. Tantangan dalam industri ritel fashion masih berlanjut, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) menyiapkan berbagai strategi menghadapi 2025. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/02/03/2025


Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tantangan dalam industri ritel fashion masih berlanjut di tengah tekanan belanja konsumen yang melambat. Menghadapi itu, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) menyiapkan berbagai strategi menghadapi 2025.

Melansir laporan keuangan LPPF tahun 2024, tercatat total penjualan Rp 12,3 triliun, turun 2,0% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan Same Store Sales Growth (SSSG) sebesar 1,7% mencerminkan perlambatan terutama pada momen Lebaran dan kuartal keempat.  

Meski begitu, Matahari berhasil meningkatkan margin kotor menjadi 34,6% dari 34,2% di tahun sebelumnya, berkat kehadiran produk-produk yang lebih segar dan strategi efisiensi operasional. EBITDA mencapai Rp 1,4 triliun, hanya turun tipis 0,9% dari 2023, sementara laba bersih justru melonjak 22,5% menjadi Rp 828 miliar.  

Baca Juga: Matahari Department Store (LPPF) Rancang Buyback, Anggaran Sebesar Rp 150 Miliar

Menyikapi dinamika pasar yang masih menantang, Matahari telah merancang strategi adaptif untuk tahun 2025. Perusahaan akan terus memperluas koleksi merek eksklusif guna menarik konsumen muda dan modern. 

CEO Matahari, Monish Mansukhani menekankan salah satu yang menjadi sorotan adalah ekspansi SUKO ke 79 gerai, serta peluncuran ZES pada kuartal keempat 2024 untuk menyasar segmen fashion-conscious.  

"SUKO terus berkembang dengan jangkauan di 79 gerai, sementara ZES, merek eksklusif terbaru, resmi diluncurkan pada kuartal IV-2024 untuk menyasar konsumen yang sadar fesyen,” ungkap Monish dalam keterangan pers, Sabtu (8/3).

Selain itu, Matahari juga akan memperluas gerai dengan format khusus untuk kedua merek tersebut, serta mengeksplorasi kategori baru seperti perlengkapan rumah tangga. Upaya perampingan terus dilakukan dengan memangkas 13 gerai berkinerja rendah, yang terbukti meningkatkan EBITDA sebesar Rp 13 miliar.  

Di sektor bisnis online, Matahari memperkuat kontribusi merek konsinyasi yang kini menyumbang 41% dari total bisnis konsinyasi perusahaan. Langkah ini sejalan dengan tren belanja digital yang terus berkembang.  

Ia juga menegaskan bahwa perusahaan akan terus fokus pada efisiensi dan profitabilitas di tengah tantangan ekonomi.  

 

"Meskipun belanja konsumen kelas menengah melambat, pencapaian kami di 2024 menunjukkan dedikasi kami terhadap profitabilitas," ujar Monish dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (9/3).

Selain inovasi produk dan ekspansi merek eksklusif, Matahari juga akan meninjau kembali biaya operasional, termasuk sewa dan tenaga kerja, serta merenovasi gerai strategis kategori A. Dengan langkah-langkah ini, Matahari optimistis dapat menjaga daya saing dan tetap relevan di tengah perubahan perilaku konsumen.  

"Sembari menyempurnakan strategi untuk 2025, kami terus memprioritaskan penguatan fundamental ekonomi perusahaan dan menyempurnakan produk kami guna memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan," pungkasnya.

Selanjutnya: Dana Nasabah di Perbankan Terancam Pindah ke SBN, Ini Alasannya

Menarik Dibaca: Promo Bakmi GM Hemat Pakai BCA Tiap Senin-Kamis, Makan Berdua Hanya Rp 76.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU

[X]
×