kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.327.000   -23.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.635   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.117   -154,57   -1,87%
  • KOMPAS100 1.129   -18,19   -1,59%
  • LQ45 825   -3,57   -0,43%
  • ISSI 283   -7,10   -2,45%
  • IDX30 433   -0,85   -0,20%
  • IDXHIDIV20 501   2,69   0,54%
  • IDX80 126   -1,00   -0,79%
  • IDXV30 137   0,20   0,15%
  • IDXQ30 139   0,50   0,36%

Target DME Tahun Depan: Perhapi Usul Pabrik Pengolahan Batubara Terpusat


Senin, 27 Oktober 2025 / 19:08 WIB
Target DME Tahun Depan: Perhapi Usul Pabrik Pengolahan Batubara Terpusat
ILUSTRASI. Batubara PT Bukit Asam Tbk (PTBA).


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang pelaksanaan proyek hilirisasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) tahun depan, Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) mengusulkan adanya pabrik pengolahan batubara khusus DME yang terpusat.

Menurut Ketua Umum Perhapi Sudirman Widhy, pada awal pengembangan DME, diperlukan campur tangan dari pemerintah yang cukup besar, dan agar proyek ini adil untuk semua pihak, termasuk perusahaan tambang batubara swasta.

"Misalnya membangun pabrik pengolahan batubara menjadi DME secara terpusat saja di sebuah lokasi," kata dia kepada Kontan, Senin (27/10/2025).

Baca Juga: Menteri Bahlil Targetkan Proyek DME Mulai 2026, Gandeng Mitra China atau Eropa

Sudirman menambahkan, pemerintah dapat menunjuk Danantara sebagai investor dengan menggandeng perusahaan teknologi yang memiliki kemampuan dan teknologi untuk hilirisasi batubara menjadi DME, misalnya dari China atau Amerika Serikat (AS).

"Perusahaan-perusahaan tambang batubara tersebut kemudian diwajibkan untuk mengirimkan (supply) batubaranya ke proyek hilirisasi batubara tadi, guna mendukung proyek hilirisasi batubara ini terlaksana walaupun mungkin belum sepenuhnya ekonomis," tambah dia.

Untuk diketahui, dalam catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terdapat tujuh perusahaan pertambangan batubara dengan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) generasi pertama yang wajib menjalankan proyek hilirisasi batubara.

Di antaranya PT Arutmin Indonesia, PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Adaro Andalan Indonesia (AADI), PT Kideco Jaya Agung, PT Multi Harapan Utama (MHU), PT Tanito Harum, PT Berau Coal.

Baca Juga: Proyek DME Berlanjut, Bukit Asam (PTBA) Akan Gandeng Investor China

Sayangnya, dari ketujuhnya, tidak ada satupun yang memilih DME sebagai produk hilirisasi batubara mereka.

PT Arutmin Indonesia menggarap proyek metanol dan amonia dengan total investasi sebesar US& 2,7 miliar. PT Kaltim Prima Coal (KPC) fokus pada proyek metanol senilai US$ 2,17 miliar.

PT Kideco Jaya Agung mengembangkan dua tahap proyek, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) pada tahap komersial I, serta produksi amonia dan urea pada tahap komersial II.

PT Multi Harapan Utama (MHU) dan PT Tanito Harum masing-masing mengembangkan proyek semikokas dengan nilai investasi sebesar US$ 81,3 juta dan US$ 42,23 juta. Adapun PT Berau Coal menggarap proyek metanol dengan nilai investasi US$ 774,8 juta.

Baca Juga: Soal Proyek Batubara Jadi DME, PTBA Masih Negosiasi dengan Danantara

Selanjutnya: Setahun Pemerintahan Prabowo, ATR/BPN Selamatkan Aset Rp 9,67 T dari Konflik Tanah

Menarik Dibaca: Awas Hujan Ekstrem di Provinsi Ini, Cek Peringatan Dini Cuaca Besok (28/10) dari BMKG

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×