Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Sementara dari sisi operasional, realisasi produksi batubara hingga April masih terbilang normal dengan volume 187 juta ton atau setara dengan 34% dari target tahun 2020 yang mencapai 550 juta ton. "Karena belum ada kontrak-kontrak yang batal, jadi kita belum bisa menyebut itu karena Corona. Yang jelasnya (realisasi PNBP) berubah karena pergerakan harga," kata Johnson kepada Kontan.co.id, Minggu (10/5).
Sebagai informasi, pergerakan HBA pada awal tahun ini memang anjlok cukup signifikan. Selama Kuartal I 2019, rerata HBA masih berada di level US$ 91,59 per ton. Sedangkan rerata HBA pada Kuartal I tahun ini melorot ke angka US$ 66,63 per ton.
Johnson menerangkan, pihaknya mengkaji seberapa jauh dampak covid-19 terhadap setoran PNBP masing-masing komoditas. Paling tidak, katanya, dampak tersebut baru tergambar setelah tengah tahun atau memasuki Semester II. "Nanti pertengahan (tahun) baru kami analisis, karena harga selalu uncontrolable. Kami mengejar target total penerimaan," imbuhnya.
Baca Juga: Penjualan BBM anjlok 30%, Pertamina: Penjualan Avtur juga drop 90%
Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, Johnson membeberkan bahwa realisasi PNBP di Semester I memang cenderung landai. Namun memasuki Kuartal akhir, setoran PNBP melonjak seiring dengan peningkatan produksi dan penjualan komoditas tambang, khususnya batubara.
Sehingga, target pun bisa tertutupi bahkan dalam tiga tahun terakhir selalu melampaui target tahunan. "Ini bulan Mei, harga masih rendah. Mudah-mudahan setelah Covid-19 akan pulih sehingga harga pun baik dan ekspor lancar sehingga bisa mencapai target," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News