kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Target merosot, Kementerian ESDM cermati dampak corona terhadap setoran PNBP minerba


Minggu, 10 Mei 2020 / 12:39 WIB
Target merosot, Kementerian ESDM cermati dampak corona terhadap setoran PNBP minerba
ILUSTRASI. Kementerian ESDM cermati dampak corona terhadap setoran PNBP minerba. KONTAN/Baihaki/20/10/2016


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar dan harga komoditas mineral dan batubara (minerba) melandai terimbas pandemi Corona (Covid-19). Kondisi ini pun bakal menekan setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PBNP) subsektor tambang minerba di tahun ini.

Direktur Penerimaan Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Minieral (ESDM) Johnson Pakpahan mengungkapkan, pemerintah telah melakukan penyesuaian target PNBP minerba di tahun ini. Revisi target tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian APBN Tahun Anggaran 2020.

Baca Juga: Begini kata Aspemigas soal insentif bagi industri migas yang terpukul wabah corona

Sebelum ada Covid-19, target PNBP minerba dipatok sebesar Rp 44,34 triliun, dengan asumsi nilai kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sebesar Rp 14.400 dan Harga Batubara Acuan (HBA) senilai US$ 90 per ton. Lalu, target diturunkan menjadi Rp 35,9 triliun dengan asumsi nilai kurs Rp 17.500 dan HBA US$ 72 per ton.

Adapun, setoran PNBP minerba ini terdiri dari iuran tetap (landrent/deadrent), iuran eksploitasi (royalti) dan penjualan hasil tambang. Batubara, menjadi komoditas paling signifikan karena menyumbang sekitar 80% dari total PNBP tambang minerba.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM, hingga pekan awal Mei, realisasi PNBP mencapai Rp 12,76 triliun atau 35,51% dari target. Sementara hingga Maret atau pada Periode Kuartal I, realisasi PNBP mencapai Rp 9,01 triliun. Jumlah itu turun dibanding realisasi Kuartal I tahun lalu yang sebesar Rp 11,6 triliun.

Kendati begitu, Johnson Pakpahan mengatakan bahwa pihaknya masih memetakan sejauh mana pengaruh Corona terhadap penurunan realisasi PNBP. Sebab dari sisi penjualan, sambungnya, hingga periode Kuartal I belum ada pembatalan kontrak ekspor.

Baca Juga: Kilang Pertamina RU II Dumai tetap beroperasi penuh di masa pandemi corona

Sementara dari sisi operasional, realisasi produksi batubara hingga April masih terbilang normal dengan volume 187 juta ton atau setara dengan 34% dari target tahun 2020 yang mencapai 550 juta ton. "Karena belum ada kontrak-kontrak yang batal, jadi kita belum bisa menyebut itu karena Corona. Yang jelasnya (realisasi PNBP) berubah karena pergerakan harga," kata Johnson kepada Kontan.co.id, Minggu (10/5).

Sebagai informasi, pergerakan HBA pada awal tahun ini memang anjlok cukup signifikan. Selama Kuartal I 2019, rerata HBA masih berada di level US$ 91,59 per ton. Sedangkan rerata HBA pada Kuartal I tahun ini melorot ke angka US$ 66,63 per ton.

Johnson menerangkan, pihaknya mengkaji seberapa jauh dampak covid-19 terhadap setoran PNBP masing-masing komoditas. Paling tidak, katanya, dampak tersebut baru tergambar setelah tengah tahun atau memasuki Semester II. "Nanti pertengahan (tahun) baru kami analisis, karena harga selalu uncontrolable. Kami mengejar target total penerimaan," imbuhnya.

Baca Juga: Penjualan BBM anjlok 30%, Pertamina: Penjualan Avtur juga drop 90%

Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, Johnson membeberkan bahwa realisasi PNBP di Semester I memang cenderung landai. Namun memasuki Kuartal akhir, setoran PNBP melonjak seiring dengan peningkatan produksi dan penjualan komoditas tambang, khususnya batubara. 

Sehingga, target pun bisa tertutupi bahkan dalam tiga tahun terakhir selalu melampaui target tahunan. "Ini bulan Mei, harga masih rendah. Mudah-mudahan setelah Covid-19 akan pulih sehingga harga pun baik dan ekspor lancar sehingga bisa mencapai target," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×