Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Pelaku industri plastik yang tergabung dalam Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik (Inaplas) menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 6%–7% tahun depan. Inaplas hanya mematok target single digit karena masih menghadapi banyak kendala di 2015.
Lesunya bisnis ini sudah terasa tahun ini. Asosiasi semula memprediksi penjualan plastik tahun ini mencapai 4,3 juta ton. Namun realisasi diperkirakan hanya 4,2 juta ton, atau naik tipis 5% ketimbang 2013 yang sebesar 4 juta ton. "Ini dampak kenaikan harga bahan bakar minyak dan panen padi turun," ujar Budi Susanto Sadiman, Wakil Ketua Inaplas (7/12).
Melihat kenyataan ini, Inaplas tak terlalu agresif mematok target tahun depan. Dengan prediksi penjualan 2015 tumbuh 6%–7% maka target penjualan 2015 sebesar 4,45 juta ton–4,49 juta ton plastik.
Faktor lain, proyeksi produksi plastik otomotif lokal belum maksimal tahun depan. Budi pernah bilang, salah satu perusahaan yang sudah mulai menggarap plastik otomotif adalah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.
Minimnya jumlah penggarap plastik otomotif karena dua kendala. Pertama, kemampuan mesin produksi mayoritas produsen plastik lokal masih perlu ditingkatkan agar bisa sesuai standar kebutuhan produsen mobil.
Kedua, banyak produsen mobil yang belum begitu percaya terhadap produksi plastik otomotif lokal. Produsen otomotif masih sangsi dengan kualitas plastik dalam negeri, dan menduga harga jual justru lebih mahal dari impor. Karena itu, Budi meyakinkan, harga plastik otomotif lokal dan impor sebanding, yakni di kisaran US$ 1.700 per ton.
Selain itu, jika industri otomotif menggunakan plastik produksi lokal, bisa memangkas defisit neraca pembayaran Indonesia. Sebagai gambaran, produksi mobil setahun mencapai 1,2 juta unit. Dengan asumsi kebutuhan plastik sebanyak 80 kilogram (kg) per unit mobil, maka kebutuhan plastik otomotif setahun 96.000 ton.
Dengan hitungan harga US$ 1.700 per ton, berarti belanja plastik otomotif per tahun mencapai US$ 163,2 juta. "Masalahnya produsen mobil di Indonesia masih suka ambil dari negara asal mobil-mobil mereka," kata Budi.
Sementara, katalis positif industri plastik tahun depan adalah rencana pembangunan infrastruktur. Hal ini akan membikin proses distribusi berjalan lebih lancar. Terutama, plastik kemasan makanan dan minuman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News