kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Target pertumbuhan 5,6% Industri pengolahan non migas sulit tercapai


Rabu, 19 Desember 2018 / 19:14 WIB
Target pertumbuhan 5,6% Industri pengolahan non migas sulit tercapai
ILUSTRASI. Penghargaan Tertinggi Penerapan SNI


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan pertumbuhan industri pengolahan non-migas tumbuh 5,4%. Padahal tahun 2018 Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan industri pengolahan non-migas pada tahun 2018 sebesar 5,67%.

Capaian tersebut dipacu oleh semua subsektor terutama industri logam dasar, makanan dan minuman, alat angkutan, mesin dan perlengkapan, farmasi, kimia, serta elektronika. Selain itu didukung pula pembangunan kawasan industri di berbagai daerah di Indonesia.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan target tahun 2018 akan sulit tercapai. Mengingat dari data BPS, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan III tahun 2018 mengalami lonjakan hingga 5,04% (y-on-y) terhadap triwulan III-2017.

Sayangnya mengenai penurunan target tersebut tidak disampaikan secara konkrit oleh Airlangga. Hanya saja tahun depan Airlangga melihat sektor-sektor yang diproyeksikan tumbuh tinggi, di antaranya industri makanan dan minuman (9,86%), permesinan (7%), tekstil dan pakaian jadi (5,61%), serta kulit barang dari kulit dan alas kaki (5,40%).

“Jadi, pada tahun depan (2019), kami akan genjot sektor itu agar juga mampu meningkatkan ekspor, terutama yang punya kapasitas lebih. Selain itu dapat mendorong pengoptimalan tingkat komponen dalam negeri (TKDN),” kata Airlangga Hartarto pada Jumpa Pers Akhir Tahun 2018 di Jakarta, Rabu (19/12).

Di samping itu, Menperin mengemukakan, Indonesia masih menjadi negara tujuan utama untuk lokasi investasi. Bahkan, adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan China, dinilai membawa peluang bagi Indonesia.

 “Beberapa perusahaan ada yang sudah menyatakan minat investasi di Indonesia, seperti industri otomotif dari Korea dan Jerman. Juga ada salah satu perusahaan yang tengah melihat Batam untuk memproduksi smartphone,” sebutnya.

Hingga saat ini, investasi industri nonmigas diperkirakan mencapai Rp 226,18 triliun. Dari penanaman modal tersebut, total tenaga kerja di sektor industri yang telah terserap sebanyak 18,25 juta orang. Jumlah tersebut naik 17,4% dibanding tahun 2015 di angka 15,54 juta orang.

Sekjen Menperin Haris Munandar menjelaskan pertumbuhan industri tahun 2017 masih mencapai 5,14%. Diharapkan tahun 2018 bisa mencapai 5%. "Di kuartal II-2018 sempat menurun dan kita harapkan di kuartal IV-2018 bisa naik lagi," kata Haris, Rabu (19/12).

Sedangkan tahun depan Haris menilai ruang pertumbuhan bisa naik meski tantangan perekonomian dunia yang sulit. Apalagi setiap negara saat ini menerapkan kebijakan proteksi yang diinsiasi oleh Donald Trump. "Sekarang hanya bisa via hubungan bilateral yang baik. Kita juga terapkan regulasi TKDN dan peningkatan produktivitas melalui Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik," kata Haris.'

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×