Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pranoto Soenarto, Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) optimistis tahun ini kopi Indonesia mampu mencapai target produksi sebesar 637.000 ton hingga tahun. Pasalnya, tahun ini tingkat produksi meningkat sebesar 10% dibandingkan tahun lalu.
Pranoto mengakui, cuaca yang berubah-ubah menjadi salah satu faktor yang menjadi penentu produktivitas kopi. Dia mengungkap, produksi kopi di Indonesia rata-rata sebesar 600.000 ton hingga 700.000 ton setiap tahunnya.
Namun, hanya sekitar 450.000 yang memiliki kondisi bagus. "Tetapi saat ini, yang kekurangan kopi begitu banyak, karena itu biasanya seluruh kopi juga terekspor untuk hal-hal tertentu," terang Pranoto.
Meski menyadari hal tersebut, Pranoto yakin kualitas dan kuantitas kopi tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Saat ini, jumlah produktivitas kopi Indonesia sebesar 600 kilogram hingga 800 kilogram per hektare. Menurut Pranoto, diperlukan beberapa pergerakan untuk dapat meningkatkan produktivitas kopi.
Terdapat beberapa faktor yang mampu mempengaruhi produktivitas kopi. Pranoto mengungkap, produktivitas kopi dapat dipengaruhi oleh curah hujan, kontur tanah, iklim, ketinggian tanah, pemupukan, dan banyak faktor lainnya.
Pertumbuhan ekspor menurut Pranoto juga harus dilihat dari pertumbuhan produksi. Dia berujar, kenaikan produksi sebesar 10% akan mendorong pertumbuhan ekspor 10% pula. Asal tahu saja, saat ini 60% dari total produksi kopi dalam negeri diekspor ke negara lain.
Sampai saat ini, kopi yang paling banyak di ekspor adalah jenis kopi Arabica yang diekspor ke Amerika. Menurut Pranoto, Arabica diminati karena aroma, rasa, dan tingkat keasamannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News