kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Target produksi nikel Vale Indonesia di 2020 stagnan


Kamis, 02 Januari 2020 / 18:50 WIB
Target produksi nikel Vale Indonesia di 2020 stagnan
ILUSTRASI. Sebuah articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019).


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah hingar-bingar rencana divestasi saham dengan Mining Industry Indonesia (Mind Id), PT Vale Indonesia Tbk tetap fokus menjaga tingkat produksi nikel dalam matte sepanjang tahun 2020.

Head of Investor Relations & Treasury Vale Indonesia Adi Susatio mengatakan, pihaknya fokus mempertahankan produksi nikel dalam matte di tahun ini. Rencananya, emiten berkode saham INCO tersebut mematok target produksi nikel dalam matte kurang lebih sebanyak 71.000 ton di tahun ini.

Jumlah tersebut tidak jauh berbeda dengan proyeksi nikel dalam matte yang diproduksi INCO pada tahun 2019 di kisaran 71.000—73.000 ton. Hingga saat ini, Vale Indonesia belum membeberkan realisasi produksi nikel dalam matte sepanjang tahun lalu. 

Baca Juga: Sembari menunggu divestasi rampung, Vale fokus di sejumlah proyek pada tahun ini

Adi menjelaskan, tidak berubahnya target produksi di tahun ini disebabkan INCO akan fokus pada pembangunan kembali salah satu furnace atau tungku pembakaran. Kondisi ini akan mempengaruhi proses produksi nikel dalam matte perusahaan sepanjang tahun 2020.

Meski demikian, INCO memastikan pembangunan kembali furnace tersebut tidak akan berdampak negatif bagi realisasi produksi nikel dalam matte perusahaan.

Pembangunan kembali furnace akan berjalan berbarengan dengan kegiatan pemeliharaan fasilitas tersebut secara rutin. Adi melanjutkan, kegiatan tersebut bakal berlangsung selama 5 bulan pada kuartal IV-2020 dan berlanjut di kuartal pertama tahun berikut.

“Penggabungan timing furnace rebuild dengan pemeliharaan reguler akan meminimalisir dampak ke produksi kami,” ungkap dia, Kamis (2/1).

Baca Juga: Juni 2020, MIND ID rampungkan pembelian final 20% saham INCO

Hingga saat ini, Vale Indonesia juga masih mendiskusikan perihal target pertumbuhan pendapatan dan laba bersih untuk tahun 2020.

Walau begitu, Adi menilai, pertumbuhan kinerja INCO akan bergantung pada harga nikel global di tahun ini. “Komoditas nikel sangat volatil. Pendapatan kami sangat dipengaruhi harga nikel dunia, di samping produksi kami sendiri,” jelas dia. 

Asal tahu saja, pada kuartal III-2019, pendapatan INCO turun 12,6% secara tahuan menjadi US$ 506,46 juta. Sedangkan laba bersih Vale Indonesia anjlok 99% dibanding tahun sebelumnya menjadi US$ 160.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×