Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) berharap target pertumbuhan penjualan sebesar 15% year on year (yoy) dapat terealisasi hingga tutup tahun nanti.
Meski belum merilis secara resmi laporan keuangan semester I-2022, Direktur Utama SMKL Ang Kinardo memperkirakan pertumbuhan penjualan selama enam bulan pertama 2022 tidak kurang dari 10%. Sehingga masih sejalan dengan target yang dibidik perusahaan.
"Kami merasa bersyukur sampai semester pertama pertumbuhan cukup bagus, kami masih menunggu laporan audit yang keluar, tapi perkirakan pertumbuhan (penjualan) kami tidak di bawah 10%," ungkap Ang, dalam Paparan Publik Virtual, hari ini.
Baca Juga: Bangun Pabrik Baru, Satyamitra Kemas Lestari (SMKL) Siapkan Dana Hingga Rp 700 Miliar
Sebagai gambaran, hingga kuartal I-2022, SMKL tercatat membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 18% yoy menjadi Rp 574 miliar.
Pertumbuhan juga berhasil diraih perusahaan dari sisi bottom line, di mana capaian laba bersih tercatat lebih tinggi 21% yoy, daru semula Rp 27 miliar per kuartal I-2021, menjadi Rp 33 miliar di kuartal pertama tahun ini.
Sejumlah strategi pun digaungkan oleh perusahaan untuk memaksimalkan bisnis di sepanjang tahun ini. Direktur SMKL Herryanto Setiono menyebut, salah satu strategi perseroan yakni dengan terus meningkatkan kompetensi dan kemampuan agar dapat memberikan solusi pengemasan dan logistik yang terintegrasi.
"Kami terus mendorong pengembangan dari SKL Express, yaitu solusi logistik dan pergudangan milik Perseroan. SKL Express membantu konsumen kami untuk mengelola persediaan kemasan dengan lebih efisien dan efektif," papar Herryanto.
Di samping itu, perseroan juga terus berupaya untuk fokus pada teknik pencetakan yang baik tanpa mengurangi kualitas produk dengan harga sesuai.
Dia melanjutkan, penambahan kapasitas, perluasan pasar, dan penambahan konsumen jadi jadi salah satu fokus perusahaan. Yang mana hal ini akan terealisasi lewat pembangunan pabrik baru di Jawa Tengah yang pembangunannya akan dimulai pada tahun ini.
"Diharapkan sembilan bulan hingga satu tahun pabrik sudah mulai bisa berjalan. Jadi di akhir 2023 sudah mulai trial produksi, strateginya kami bagi dua tahap, tahap 1 dan tahap 2," tuturnya.
Terkait alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex), SMKL menyiapkan anggaran sekitar US$ 2 juta-US$ 3 juta yang digunakan untuk penambahan mesin. Adapun, sampai saat ini dana yang sudah dibelanjakan sekitar US$ 1,5 juta.
"Tahun ini seperti biasa perusahaan selalu alokasikan capex untuk mesin-mesin yang sedang kami pakai, lalu tentunya mulai ada pembaruan ke mesin-mesin lama supaya dapat lebih efisien. Mudah-mudahan dengan peningkatan efisiensi yang ada, kami bisa mencapai target pertumbuhan yang ditargetkan," pungkas Ang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
