kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.918.000   12.000   0,63%
  • USD/IDR 16.395   6,00   0,04%
  • IDX 7.550   -68,02   -0,89%
  • KOMPAS100 1.058   -6,27   -0,59%
  • LQ45 798   -6,91   -0,86%
  • ISSI 255   -0,71   -0,28%
  • IDX30 413   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 473   -3,89   -0,82%
  • IDX80 120   -0,65   -0,54%
  • IDXV30 124   0,66   0,54%
  • IDXQ30 131   -1,42   -1,07%

Tarif Impor ke AS Turun, Industri Kedelai Sambut Positif


Rabu, 30 Juli 2025 / 11:37 WIB
Tarif Impor ke AS Turun, Industri Kedelai Sambut Positif
ILUSTRASI. Penurunan tarif impor produk Indonesia ke Amerika Serikat dari 32% menjadi 19% mulai 1 Agustus 2025 disambut positif pelaku industri pangan dalam negeri, khususnya sektor kedelai. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/aww.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan tarif impor produk Indonesia ke Amerika Serikat dari 32% menjadi 19% mulai 1 Agustus 2025 disambut positif pelaku industri pangan dalam negeri, khususnya sektor kedelai.

Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) menilai, kebijakan ini sebagai peluang strategis untuk memperkuat daya saing produk kedelai Indonesia di pasar global, terutama Amerika Serikat.

Baca Juga: Harga CPO Merangkak Naik Pasca Kenaikan Harga Minyak Kedelai

"Akindo mengapresiasi upaya pemerintah yang selama ini telah memberlakukan tarif 0% untuk importasi kedelai, termasuk dari AS, berdasarkan prinsip Most-Favoured Nation (MFN),” ujar Ketua Akindo Hidayatullah Suralaga dalam keterangan resmi, Rabu (30/7/2025).

Ia menyebut, penurunan tarif tersebut merupakan hasil kerja keras tim negosiasi perdagangan Indonesia yang dikoordinasikan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

“Ini menunjukkan keberpihakan nyata pemerintah terhadap pelaku industri pangan berbasis kedelai, khususnya perajin tahu dan tempe,” tegasnya.

Akindo menyatakan komitmennya untuk menjaga stabilitas pasokan kedelai nasional, baik dari sisi volume maupun kualitas, guna mendukung keberlanjutan industri tahu dan tempe di dalam negeri.

Selain itu, Akindo juga mendorong pengembangan pasar ekspor baru untuk produk olahan kedelai.

Langkah ini dinilai sejalan dengan tren global yang semakin mengarah pada konsumsi produk nabati dan sumber protein alternatif.

Baca Juga: Impor Kedelai dan Gandum dari AS Bakal Ditingkatkan, Bukan Masalah Besar

“Kami berharap Indonesia dapat segera membuka pasar ekspor baru bagi produk olahan kedelai,” imbuh Hidayatullah.

Sebagai catatan, tarif 19% yang akan berlaku per 1 Agustus 2025 ini merupakan salah satu yang terendah dalam perjanjian dagang bilateral AS dengan negara-negara Asia Tenggara.

Pelaku industri berharap kebijakan ini bisa berdampak positif terhadap rantai pasok pangan dan mendorong hilirisasi industri kedelai nasional.

Selanjutnya: BEI Awasi Saham KPIG, ROCK, dan CLAY, Begini Pergerakan Harganya

Menarik Dibaca: Deloitte Perkuat Transformasi Audit Global lewat Generative AI dan Agen Cerdas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×