kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tata Group akan Bangun Pabrik Baterai EV Senilai US$1,58 Miliar


Minggu, 04 Juni 2023 / 19:12 WIB
Tata Group akan Bangun Pabrik Baterai EV Senilai US$1,58 Miliar
ILUSTRASI. Logo Tata


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tata Group India menandatangani perjanjian garis besar untuk menginvestasikan sekitar 130 miliar rupee atau sekitar US$ 1,58 miliar untuk membangun pabrik baterai lithium-ion sebagai bagian dari upaya negara itu untuk membangun rantai pasokan kendaraan listriknya sendiri.

Dilansir dari Reuters, pasar mobil India memang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penduduknya. Tata Motors mendominasi penjualan kendaraan listrik (EV), yang hanya menyumbang 1% dari total penjualan India sekitar 3,8 juta kendaraan tahun lalu.

Pernyataan bersama tentang nota kesepahaman antara anak perusahaan Tata Agratas Energy Storage Solutions dan pemerintah negara bagian barat Gujarat itu mengatakan bahwa pabrik yang terletak di Sanand di negara bagian Gujarat utara itu diharapkan akan dimulai dalam waktu kurang dari tiga tahun.

Pabrik ini akan memiliki kapasitas produksi awal 20 gigawatt hour (GWh), yang dapat digandakan pada tahap ekspansi kedua, kata pernyataan itu.

Baca Juga: Tata Motors Akuisisi Pabrik Mobil Milik Ford di India

"Pabrik ini akan memberikan kontribusi besar bagi pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Gujarat dan India," kata pejabat pemerintah Gujarat Vijay Nehra kepada Reuters.

Dilansir dari laman resmi Tata Group, perusahaan ini didirikan oleh Jamsetji Tata pada 1868, Grup Tata merupakan perusahaan global yang berkantor pusat di India.

Grup raksasa ini terdiri dari 30 perusahaan dan beroperasi di lebih dari 100 negara di enam benua.  Pada 2017, Natarajan Chandrasekaran resmi ditunjuk sebagai pimpinan baru Tata Group.

Perusahaan-perusahaan ini secara kolektif telah memperkerjakan lebih dari 700.000 orang. Setiap perusahaan Tata berjalan secara independen di bawah bimbingan dan pengawasan dewan direksi sendiri.

Tata memang digadang-gadang akan merambah bisnis baru yang banyak diminati yakni kendaraan listrik dan aplikasi belanja online serta produk keuangan elektronik.

"Perusahaan sedang dalam proses memulai bisnis baru seperti pembuatan EV dan baterai EV, produksi energi terbarukan, dan pengembangan 'aplikasi super' yang memungkinkan pengguna membeli barang dan jasa, dan produk keuangan," jelas Ketua Tata, Natarajan Chandrasekaran.

Selain di bidang kendaraan listrik, sejak tahun 2020, Tata Group mulai berencana untuk memperluas ekspansinya dan menjadi bagian penting dari rantai pasokan chip global.

Tata Group disebut akan mulai memproduksi semikonduktor di India dalam beberapa tahun. Upaya tersebut akan didukung oleh bisnis komponen elektornik Tata yang telah dibangun grup itu sejak tahun 2020.

"Kami telah menciptakan Tata Electronics, di mana kami akan mendirikan bisnis pengujian perakitan semikonduktor," ujar Chandrasekaran.

Baca Juga: Volkswagen and Mahindra Deepen Electric Vehicle Component Cooperation

"Kami akan berdiskusi dengan banyak pemain untuk meningkatkan kemungkinan kemitraan dengan produsen chip yang ada," tambahnya.

Chandrasekaran menjelaskan jenis semikonduktor yang akan difokuskan Tata ialah produksi chip hulu yang disebut pabrik fabrikasi wafer, atau fab.

Bisnis semikonduktor hulu disebutnya lebih menantang baik secara teknologi maupun finansial dibandingkan dengan proses perakitan dan pengujian hilir.

Untuk merealisasikan tujuan Tata, perusahaan konglomerat India itu berencana menginvestasikan hingga US$ 90 miliar atau setara Rp 1.404 triliun selama lima tahun ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×