Reporter: Tendi Mahadi |
JAKARTA. Rupanya belum banyak perusahaan yang mengajukan fasilitas perpajakan tax holiday. Buktinya Kementerian Perindustrian (Kemperin) baru menerima beberapa permohonan saja dan baru satu perusahaan yang diberi rekomendasi.
"Baru rekomendasi untuk Unilver yang selesai," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat akhir pekan lalu. PT Unilever Oleochemical Indonesia mengajukan proposal tax holiday pada 19 Juni lalu.
Setelah mendapatkan rekomendasi, proposal Unilever akan dibahas di Kementerian Keuangan. Jika ini lancar, maka Unilever dipastikan mengantongi fasilitas tax holiday. Tax holiday ini untuk pabrik pengolahan sawit senilai Rp 1,2 triliun di Sei Mangkei, Sumatera Utara. Pasokan bahan baku sawit pabrik itu akan datang dari PTPN III.
Pabrik itu ditargetkan beroperasi kuartal III 2012 untuk memproduksi turunan minyak sawit (crude palm oil/CPO), dengan kapasitas 165.000 ton per tahun. Produk turunan CPO tersebut antara lain surfactant dan fatty alcohol.
Pembangunan pabrik Unilever Oleochemical merupakan bagian dari investasi Unilever Plc di Indonesia. Sebelumnya, Chief Supply Chain Officer Unilever Plc Pier Luigi Sigismondi mengatakan, Unilever hendak berinvestasi di Indonesia hingga US$ 800 juta selama periode 2010-2012.
Investasi tersebut meliputi penambahan kapasitas di Unilever Indonesia senilai US$ 486 juta dan sisanya US$ 314 juta untuk pembangunan pabrik pengolahan oleokimia lewat Unilever Oleochemical Indonesia.
Selain Unilever, ada satu lagi permohonan tax holiday yang sedang diproses. Proposal itu berasal dari PT Petrokimia Butadiene Indonesia. Namun, kata Hidayat, proses rekomendasi yang satu ini masih dalam pembahasan internal Kemenperin. Dia bilang masih ada beberapa poin yang belum terpenuhi oleh Butadiene.
Direktur Pusat Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri Kemenperin Haris Munandar menjelaskan, proses pemambahasan terhambat berkas Petrokimia Butadiene yang masih belum lengkap.
Petrokimia akan membangun pabrik butadiane berkapasitas 100.000 ton per tahun. Pembangunannya telah mulai di kuartal II 2011 dan ditargetkan selesai kuartal III 2013. Pabrik itu diperkirakan menelan investasi US$ 145 juta.
Hidayat bilang, PT Krakatau Posco juga sudah menyampaikan secara lisan untuk mengajukan tax holiday. Namun, hingga kini proposal mereka belum masuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News