kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

TBS Energi Utama (TOBA) Dorong Bisnis Pengelolaan Limbah


Kamis, 31 Juli 2025 / 19:58 WIB
TBS Energi Utama (TOBA) Dorong Bisnis Pengelolaan Limbah
ILUSTRASI. Sembcorp Environment Pte. Ltd. (SembEnviro), perusahaan asal Singapura yang bergerak di bidang pengelolaan limbah dan solusi lingkungan.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) menegaskan komitmennya dalam menjalankan strategi transformasi menuju energi bersih melalui langkah konkret yang dilakukan sepanjang paruh pertama tahun 2025.

Langkah itu ditunjukkan mulai dari mendivestasi pembangkit listrik berbahan bakar batubara (PLTU), mengembangkan bisnis energi ramah lingkungan melalui bisnis motor listrik, pembangunan pembangkit listrik mini-hydro (PLTM) serta tenaga surya (PLTS) hingga menyelesaikan akuisisi perusahaan pengelolaan limbah. 

Maka itu, meski industri batu bara menghadapi tekanan hebat akibat pelemahan harga dan permintaan global, TOBA mampu menjaga stabilitas kinerja.

Dampak penurunan revenue dari bisnis batubara mulai diimbangi dari segmen  pengelolaan limbah. Meski pertumbuhannya belum eksponensial tetapi bisnis masa depan ini menunjukkan progres yang menggembirakan.

Baca Juga: Laju Kinerja Mitra Pinasthika (MPMX) Melambat pada Semester I-2025, Ini Penyebabnya

Per Juni 2025, TOBA telah merampungkan divestasi dua aset Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)—PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP)—senilai lebih dari US$ 400 juta.

Dana hasil divestasi langsung dialihkan ke sektor berbasis lingkungan melalui akuisisi dua entitas milik Sembcorp Environment asal Singapura, yakni Sembcorp Environment Pte. Ltd. dan Sembcorp Enviro Facility Pte. Ltd.

“Kami melihat bisnis pengelolaan limbah sebagai elemen kunci dalam transformasi masa depan TBS. Selain memiliki potensi pertumbuhan yang kuat, sektor ini memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan dan kualitas hidup masyarakat. Dengan kapabilitas dan skala yang kami miliki saat ini, kami yakin bisnis ini akan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan jangka panjang TBS,” ujar Direktur TBS, Juli Oktarina dalam keterangan tertulis, Kamis (31/7).

Transformasi ini mulai menunjukkan hasil positif, terutama melalui unit bisnis pengelolaan limbah (waste management) yang kini menyumbang 35% dari total pendapatan grup.

Baca Juga: Naik 10,77%, Kimia Farma (KAEF) Bukukan Laba Rp 2,02 Triliun di Semester I 2025

Di tengah tekanan sektor batu bara dan kendaraan listrik, segmen waste justru mencatat pertumbuhan 834% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sejalan dengan konsolidasi bisnis Sembcorp, perusahaan pengelolaan limbah di Singapura yang diakuisisi.

Sementara itu, pilar baru TBS di bisnis pengelolaan limbah mulai menunjukkan kontribusi positif yang signifikan. Unit bisnis ini mencatatkan pendapatan sebesar US$ 59,6 juta dengan EBITDA mencapai US$ 10 juta hingga akhir Juni 2025.

Sementara, margin EBITDA mencapai 17%, jauh lebih tinggi dibanding margin EBITDA dari bisnis batubara. Dengan kata lain, jumlah pendapatan yang dapat dikonversi sebagai laba bersih semakin besar nilainya.

“Artinya, TOBA memiliki bisnis dengan profitabilitas yang semakin tinggi. Dan ini baru permulaan, belum mencerminkan kekuatan sesungguhnya dari bisnis energi terbarukan yang tengah mereka kembangkan,” kata analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis.   

Di sisi lain, segmen batu bara dan perdagangan mengalami tekanan signifikan akibat turunnya harga acuan global (NEWC Index) serta penurunan volume penjualan. Meski begitu, manajemen menekankan bahwa penurunan ini bersifat temporer dan sejalan dengan strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

TOBA juga mencatat rugi bersih sebesar US$115,3 juta pada semester I-2025. Namun, sebagian besar kerugian berasal dari pembukuan one-off non-cash loss senilai US$96,8 juta akibat divestasi dua PLTU, yang tidak berdampak langsung pada arus kas.

Kerugian ini tidak berdampak pada arus kas Perseroan; sebaliknya, justru menghasilkan tambahan dana segar berupa arus masuk ke kas TBS sebesar US$ 123,6 juta. Hal ini memperkuat kondisi fundamental operasional Perseroan yang tetap stabil selama periode transisi.

Menurut Azis langkah transformasi TOBA patut diperhatikan oleh investor yang melihat sektor energi dengan lensa jangka panjang.

“TOBA sedang membangun ulang DNA bisnisnya. Divestasi PLTU, reinvestasi ke sektor pengelolaan limbah dan proyek hijau, serta neraca yang sehat adalah sinyal kuat bahwa mereka tidak hanya menyesuaikan diri dengan tren ESG, tapi juga menyusun ulang model bisnis yang lebih resilient,” ujar Azis.

Ia menambahkan bahwa meskipun laporan rugi bersih semester I terlihat besar, namun sebagian besar berasal dari one-off non-cash loss divestasi, yang justru berdampak positif terhadap kas perusahaan.

Selanjutnya: Prospek Tetap Menarik, Namun Potensi Kenaikan Harga Saham SSIA Terbatas

Menarik Dibaca: Master Bagasi Permudah Pembayaran Global Lewat Fitur Pilihan 23 Mata Uang Asing

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×