Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Untuk memperbesar kinerja ekspor, pelaku industri tekstil Tanah Air berupaya meningkatkan lobi mereka. Terbaru, pekan lalu pengusaha tekstil yang tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) melakukan pertemuan dengan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Joseph R. Donovan, Jr.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Tekstil Indonesia (API), Ade Sudrajat Usman dan Duta Besar AS membahas peningkatan kerja sama di bidang tekstil. Ade bilang, agar pertemuan tersebut bisa ditindak lanjuti, pihaknya berharap ada tindak lanjut dari pemerintah Indonesia. Sekarang tergantung agresivitas Pemerintah Indonesia untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan pemerintah AS. "Duta besar Indonesia di AS juga mestinya proaktif," kata Ade kepada KONTAN, Senin (20/3).
Ade menuturkan, AS memiliki kepentingan dengan Indonesia, karena kita merupakan negara pengimpor kapas untuk dijadikan bahan baku tekstil. Di sisi lain, AS juga konsumen dan mengimpor tekstil dan produk tekstil (TPT) dari Indonesia.
Karena sama-sama berkepentingan, Ade meminta Pemerintah Indonesia bisa bernegosiasi agar kerjasama sama-sama menguntungkan. Ade berharap, pemerintah meningkatkan lobi agar bea masuk produk TPT dari Indonesia ke AS turun dari saat ini antara 12% - 30%. Maka itu, harus ada yang berjuang mendapatkan kemudahan-kemudahan yang menguntungkan kedua belah pihak, tambah Ade.
Harapan yang sama juga dilontarkan oleh Prama Yudha Amdan, Asisten Eksekutif Presiden Direktur PT Asia Pacific Fibers Tbk. Menurut Prama, pasar AS merupakan destinasi ekspor potensial bagi produk-produk TPT dalam negeri.
Jumlah penduduk AS yang besar membuat pasar TP di negara Uwak Sam tersebut terbilang jumbo. Namun selama ini, pasar TPT di AS kebanyakan berdatangan dari negara-negara yang tergabung dalam Trans-Pacific Partnership (TPP). Namun adanya rencana AS keluar dari keanggotaan TPP membuka peluang Indonesia bisa bersaing sejajar di pasar TPT di AS. "Peluang ini bisa dimanfaatkan pemerintah untuk melakukan negosiasi," harap Prama.
Jika peluang ke AS terbuka, maka Indonesia punya pekerjaan rumah memperkuat industri domestik agar bisa memenuhi permintaan. Tak hanya produk industri, Yudha bilang, produk TPT dari usaha kecil menengah Indonesia berpeluang di pasar AS. Produk kreatif seperti batik, tenun, dan songket punya pasar di AS. Mereka menggemari produk tersebut, tambah Prama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News