Reporter: Merlinda Riska | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menargetkan bisnis layanan remitansi di Malaysia sudah bisa beroperasi pada bulan depan. Dalam operasionalnya, perusahaan itu telah menggandeng Bank Tabungan Negara (BTN) sebagai mitra.
Direktur Enterprise and Business Service PT Telkom Indonesia Muhammad Awaluddin mengatakan, perusahaan kini tengah menyiapkan aplikasi layanan remitansi bersama mitranya. "Di Malaysia, kami kerjasama dengan BTN, lalu BTN di sana disupport oleh BSN (Bank Simpanan National).
Saat ini, kami masih tahap pengembangan aplikasi. Mudah-mudahan November bisa jalan," katanya, Kamis (10/10).
Asal tahu saja, Telkom merambah bisnis remitansi internasional ini dengan menggunakan anak usahanya, yakni Finnet Indonesia yang menyelenggarakan jasa bisnis pembayaran, pengiriman uang, dan e-money untuk kepentingan Grup Telkom.
Di Malaysia, kata Awaluddin, Telkom membidik Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebagai pengguna layanan pengiriman uang dari Telkom. Maklum saja, Malaysia adalah salah satu negara yang banyak mempekerjakan tenaga kerja asal Indonesia.
Awaluddin bilang, selain menggandeng BTN, perusahaan telekomunikasi pelat merah ini juga sedang mencari mitra perusahaan remitansi lokal yang ada di Malaysia untuk diajak bekerjasama. Pasalnya, "Jumlah TKI dan jangkauan wilayah di Malaysia lebih luas dibandingkan Hong Kong. Jadi, kami perlu mitra remitansi lokal di sana," jelasnya.
Sayangnya, Awaluddin masih enggan membeberkan siapa perusahaan remitansi asal negeri Jiran yang akan menjadi calon mitra kerjanya. Sebagai catatan, rata-rata pengiriman uang dari Malaysia ke Indonesia sekitar RM 200 - RM 300 per transaksi.
Sebelum Malaysia, bulan lalu, Telkom juga telah memulai bisnis remitansi di Hong Kong dengan menggandeng Chandra Remittance sebagai mitra. Chandra Remittance saat ini memiliki 17 kantor cabang dan 58 agen yang sudah bisa bertransaksi dengan seluruh Agen Delima (Delivery Money Access) dan bank-bank di seluruh Indonesia.
Dengan kerjasama ini, masyarakat Indonesia di Hong Kong bisa mengirimkan uang lewat Chandra Remittance. Ada dua pilihan yang bisa dipilih. Pertama, mengirimkan uang ke rekening bank di Indonesia. Kedua mengirimkan uang kepada keluarga secara tunai dan si keluarga dapat mengambil uang tersebut di seluruh agen Delima. Awaluddin bilang, tak ada batas minimum dalam bertransaksi lewat Delima. Adapun selama ini, rata-rata transaksi pengiriman uang via Delima sebesar HK$ 500 sampai HK$ 700.
Niam Dzikri, Business & Services Director PT Finnet Indonesia (Finnet) bilang, sejak beroperasi pada pertengahan September lalu, layanan remitansi di Hong Kong telah mencapai 3.000 transaksi dengan nilai total Rp 5 miliar. "Pendapatan kami itu sebesar Rp 12.500 per transaksi. Kami belum mengambil dari nilai berdasarkan foreign exchange atau selisih kurs. Mungkin tahun depan hal itu bisa diterapkan," katanya.
Asal tahu saja, jasa remitansi Telkom ini bernama layanan Delima. Sasaran konsumen bisnis remitansi Telkom ini adalah masyarakat yang belum memiliki akses perbankan (un-bankable). Prospek bisnis ini memang cukup menggiurkan lantaran saat ini, hanya sekitar 70 juta-80 juta penduduk
Indonesia yang memiliki rekening bank dari total jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta orang.
Artinya, setidaknya masih ada 120 juta orang lebih yang bisa menjadi target pasar bagi bisnis ini. Terlebih lagi, saat ini, masih cukup banyak orang Indonesia yang mengadu nasib di luar negeri.
Nah, agar masyarakat bisa menjangkau layanan ini, Telkom menyiapkan berbagai fitur pembayaran dan agen remitansi.
Rencananya, Telkom bakal mengikutsertakan sumber daya manusia yang ada di daerah setempat. "Kami akan memperluas kios uang Delima hingga ke desa-desa dan menggandeng pemuda penggerak wira usaha desa (PPWD) dengan target 1.000 agen Delima melalui PPWD," jelas Awaluddin.
Catatan saja, kios Delima ditargetkan bisa mencapai 40.000 agen. Nah, sampai saat ini, sudah ada sekitar 38.114 agen Delima. Tahun ini, Telkom menargetkan layanan transaksi dan remitansi yang ini bisa mengkontribusi pendapatan hingga Rp 26 miliar ke perusahaan.
Selain ke Hong Kong dan Malaysia, Telkom juga berencana melebarkan bisnis remitansinya ke Arab Saudi dan Taiwan hingga akhir tahun ini.
Menurut Awaluddin, total jumlah pengiriman uang dari para TKI di empat negara, yakni Hong Kong, Malaysia, Arab Saudi, dan Taiwan rata-rata bisa Rp 60 triliun per tahun atau 80% dari total bisnis pengiriman uang internasional ke Indonesia yang sekitar Rp 80 triliun per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News