Reporter: Merlinda Riska | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk berupaya keras untuk bisa eksis di pasar global. Di kuartal III-2013, perusahaan berkode saham TLKM ini menargetkan bisa menancapkan kuku bisnis di Makau dan Taiwan. Telkom berambisi bisa melebarkan sayap bisnis sedikitnya di 10 negara. Skema bisnis yang akan dikembangkan adalah mobile virtual network operation (MVNO).
Honesti Basyir, Direktur Keuangan Telekomunikasi Indonesia mengatakan, targetnya, Telkom sudah meluncurkan program di akhir Agustus 2013. Sedangkan di Taiwan, Telkom masih dalam tahap proses mendapatkan lisensi dan mencari operator sebagai mitra usaha. Namun, ia memastikan, ekspansi di dua negara Asia Timur itu akan terealisasi tahun ini. "Makau lebih dulu karena Makau ini seperti perpanjangan Hong Kong. Jadi, untuk sementara, Makau akan di bawah Telin (Telekomunikasi Indonesia International) Hong Kong," ujar Honesti belum lama ini.
Seperti diketahui lokasi Makau berdekatan dengan Hong Kong. Jumlah penduduknya lebih sedikit, yaitu sekitar 100.000 orang. Nilai investasi Telkom di Makau tidak besar, maksimal US$ 5 juta. Bikin simcard kombo Kendati demikian, Telkom berharap bisa membangun kantor cabang sendiri di Makau.
Asal tahu saja, TLKM optimistis bisa melebarkan sayap bisnis ke 10 negara. Perusahaan itu telah berhasil menembus pasar Hong Kong, Timor Leste, Singapura, Australia, dan Malaysia. Adapun lima negara lain yang menjadi target selanjutnya adalah Myanmar, Arab Saudi, Qatar, Korea Selatan, dan Taiwan.
Arif Prabowo, Vice President of Public Relations Telkom menambahkan, jumlah pelanggan MVNO di Hong Kong tercatat sebanyak 60.000 pelanggan. Sementara itu, total populasi di Hong Kong mencapai 250.000 penduduk. "Di Makau kemungkinan kami membawa produk yang sama seperti di Hongkong, yaitu kartu As two in one (2in1)," jelasnya.
Jadi, lanjut dia, pada setiap sim card, terdapat dua nomor, yaitu nomor Makau dan nomor Indonesia. Manajemen Telkom mengklaim, bisnis perusahaan di Hong Kong dan Timor Leste yang sudah mulai sejak 2012 lalu mencatatkan pertumbuhan hingga dua digit.
Di Malaysia, Telkom menargetkan sudah bisa beroperasi secara komersial pada September 2013 mendatang. Di negara jiran ini, perusahaan itu membidik para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang biasa memakai pulsa senilai Rp 200.000 per bulan.
TLKM harus merogoh kocek sekitar US$ 10 juta untuk berinvestasi di negara tetangga ini. Sementara itu, Telkom harus bersabar untuk bisa masuk ke pasar Taiwan. Pasalnya, jumlah populasi di negara pecahan China ini lebih besar, yakni mencapai 500.000 jiwa.
Selain itu, Telkom juga harus bersaing dengan tiga operator yang sudah terlebih dulu hadir di Taiwan. Namun, Telkom berambisi bisa menjadi operator dengan pangsa pasar terbesar ketiga di negara itu. Selain itu, TLKM juga tengah menggarap layanan jasa pusat data atau call center di Australia. Dari proyek yang disebut jasa IT enabled services itu, Telkom mengincar pendapatan Rp 40 miliar.
Target itu dirasa masih realistis dan bisa terus berkembang mengingat pangsa pasar bisnis sejenis di Australia mencapai Rp 40 triliun. Telkom sudah mendapatkan tiga klien yang bergerak di bidang energi dan pelayanan teknologi informasi (TI). Sebelumnya, Telkom berupaya bisa masuk ke Myanmar.
Namun, perusahaan itu tak lolos dalam tahap prakualifikasi tender lisensi seluler di sana. Namun, Telkom tetap berambisi menggarap pasar Myanmar dengan mengembangkan bisnis aplikasi, digital media & solusi ICT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News