Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kisruh proses registrasi dan dugaan pemakaian robot menandakan beberapa perusahaan telekomunikasi belum bisa move on. "Seharusnya industri telekomunikasi tak lagi berkutat pada jumlah pelanggan, tapi mulai memikirkan bisnis hilir," ujar Alamsyah Saragih, Anggota Ombudsman Republik Indonesia kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu. Salah satu contoh bisnis baru yang bisa dibidik adalah teknologi finansial alias tekfin.
Sejatinya industri telekomunikasi sendiri mulai mengandalkan bisnis data. Berdasarkan laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), trafik data Telkomsel melesat 126,2% menjadi 2,16 juta terabyte. Lonjakkan trafik tersebut mendongkrak pendapatan Telkomsel dari bisnis layanan data. Saat ini sumbangan pendapatan bisnis digital Telkomsel sudah mencapai 42,3% dari total pendapatan. Jika dibandingkan, di tahun 2016 kontribusi pendapatan data di Telkomsel baru mencapai 35,4% dari total pendapatan perseroan ini.
Dalam laporan MNCS Compendium 2018 yang diterima Kontan.co.id Kamis (29/3) menyebutkan, monetisasi data mendorong penetapan harga yang lebih rasional sehingga mampu meningkatkan profitabilitas dari segmen mobile data. Pemerintah diharapkan menetapkan regulasi seperti penetapan batas bawah tarif layanan data. Monetisasi layanan data dapat dilakukan sejalan dengan fokus pemerintah pada penciptaan iklim industri yang sehat didukung tren penggunaan data internet yang bertumbuh signifikan.
Dalam pernyataan tertulis,seorang analis menilai, sentimen registrasi prabayar tak akan banyak mempengaruhi kinerja keuangan Telkomsel. Registrasi prabayar ini bisa memberikan keuntungan tersendiri bagi Telkomsel. Berbeda dengan operator lain yang masih terus berjuang untuk mendapatkan pelanggan dari perang harga dan penjualan starter pack. Dengan coverage jaringan yang luas konsumen Telkomsel jauh lebih loyal dibandingkan operator lain.
Di bisnis baru, Telkomsel serius mengembangkan bisnis tekfin TCASH. Rencananya TCASH dapat digunakan untuk operartor dan platform lain. Tahun lalu Telkomsel membangun tambahan 31.672 base transceiver station (BTS), baik itu 3G maupun 4G. Dengan tambahan BTS baru tersebut, hingga tahun 2017 Telkomsel mengoperasikan 160.705 unit atau tumbuh 24,5% dibandingkan tahun 2016. Dari jumlah tersebut 70% merupakan BTS berteknologi 3G dan 4G. Dan dengan cost structure perusahaan telekomunikasi yang semakin besar, Analis tadi melihat potensi perang harga di tahun 2018 tidak akan sebesar di tahun sebelumnya. Dan ini menguntungkan industri telekomunikasi nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News