Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Petrokimia Gresik (PG) berupaya meningkatkan daya saing perusahaan melalui penghematan dan peningkatan produktivitas yang dihasilkan dari implementasi konsep Green Port atau Pelabuhan Hijau di Terminal untuk Kepentingan Sendiri (TUKS).
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan bahwa konsep Green Port menjadikan proses kepelabuhanan Petrokimia Gresik lebih efektif, efisien dan ramah lingkungan. Sehingga semakin mengoptimalkan Cost Reduction Program yang telah dijalankan perusahaan.
Hal ini sejalan dengan kebijakan International Maritime Organization (IMO) atau organisasi kemaritiman di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang mengharuskan pelabuhan di dunia harus lebih efektif, efisien serta ramah lingkungan melalui penerapan Green Port.
Baca Juga: Program Makmur Pupuk Indonesia tingkatkan produksi petani hingga 44%
Dwi Satriyo mengungkapkan bahwa aktivitas di Pelabuhan Petrokimia Gresik tidak hanya sebatas antarpulau, tapi juga antarnegara. Mengingat sebagian besar bahan baku masih diperoleh dari impor dan beberapa produk non subsidi Petrokimia Gresik juga dieskpor ke mancanegara, dimana beberapa negara mengharuskan penerapan Green Port pada pelabuhan asal maupun tujuan.
“Oleh karena itu kami mengakselerasi penerapan Green Port di Pelabuhan Petrokimia Gresik agar kelancaran operasional bisnis semakin terjamin, dan sekarang Petrokimia Gresik memiliki pelabuhan bertaraf internasional,” ujar Dwi Satriyo dalam keterangan resminya, Jumat (12/11).
Konsep Green Port salah satunya mengatur upaya peningkatan pengelolaan energi yang efisien di pelabuhan.