Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 ikut berdampak terhadap realisasi lifting dan serapan gas, termasuk untuk gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG). Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, lifting dan serapan LNG Semester I tahun ini lebih rendah dibanding tahun lalu.
Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief S. Handoko mengungkapkan, realisasi lifting LNG hingga Juni sebesar 104,8 kargo. Merosot dibandingkan Semester I tahu lalu yang mencapai 119,8 kargo LNG.
"Memang berat ada covid dan harga minyak yang turun signifikan. Kalau dibandingkan Semester I (2019) total hampir 120 kargo, realisasi (Semester I) tahun ini 104,8 kargo, jadi ada perbedaan 15 kargo," ungkap Arief dalam paparan kinerja Semester I-2020 hulu migas, Jum'at (17/7) lalu.
Baca Juga: Inpex optimistis proyek LNG abadi dan pengembangan di Blok Masela bakal terus lanjut
Arief menjelaskan, realisasi lifting 104,8 kargo LNG ini berasal dari Kilang Bontang sebanyak 45,2 kargo dan Tangguh sebesar 59,6 kargo. Penurunan pun juga terjadi di sisi serapan LNG.
Penyaluran dari kilang Bontang ke domestik tercatat sebanyak 13,2 kargo, sedangkan dari kilang Tangguh sebanyak 12,6 kargo. Secara total penyaluran ke domestik sebanyak 25,8 kargo, lebih mini dari Semester I tahun lalu yang sebanyak 29 kargo.
Arif menyebut, ada sejumlah kargo LNG yang tidak jadi diserap lantaran adanya perubahan komitmen dari beberapa sales purchase agreement LNG. Salah satu konsumen utama LNG dalam negeri adalah PT PLN (Persero).
Pasalnya, sejak merebak covid-19 dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), konsumsi energi anjlok termasuk untuk penjualan listrik. Akibatnya, serapan gas untuk wilayah Jawa dan Sumatera pun mengalami penurunan.