kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.916.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.855   -35,00   -0,21%
  • IDX 6.459   17,62   0,27%
  • KOMPAS100 927   3,32   0,36%
  • LQ45 722   -1,23   -0,17%
  • ISSI 204   1,60   0,79%
  • IDX30 377   -0,92   -0,25%
  • IDXHIDIV20 458   -1,22   -0,27%
  • IDX80 105   0,08   0,07%
  • IDXV30 112   0,11   0,10%
  • IDXQ30 124   -0,20   -0,16%

Terdampak Kebijakan Efisiensi, Pendapatan Bisnis Katering Tercatat Turun Hingga 20%


Selasa, 15 April 2025 / 17:07 WIB
Terdampak Kebijakan Efisiensi, Pendapatan Bisnis Katering Tercatat Turun Hingga 20%
ILUSTRASI. kebijakan efisiensi pada Kementerian atau Lembaga (K/L) untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan negara rupanya berimbas pada keberlangsungan bisnis katering.. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Langkah pemerintah menerapkan kebijakan efisiensi pada Kementerian atau Lembaga (K/L) untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan negara rupanya berimbas pada keberlangsungan bisnis katering.

Dessy Sagita, pemilik Family Q Catering mengungkapkan tren penurunan pendapatan pada bisnis katering mencapai 20% selama Januari - Maret 2025. Penurunan ini dirasakan khususnya bagi katering yang banyak melayani klien dari pemerintahan dan BUMN.

“Khususnya di Family Q Catering, kami merasakan dampaknya secara langsung, khususnya karena sebagian besar klien kami berasal dari sektor pemerintahan, BUMN, dan korporasi swasta, yang saat ini sedang melakukan efisiensi anggaran cukup besar,” terang Dessy kepada Kontan, Selasa (15/4).

Baca Juga: Puluhan Katering Tertipu Pencatutan Program Makan Bergizi Gratis

Ia mengatakan jika penurunan permintaan jasa katering dan boga disebabkan oleh banyaknya kegiatan offline yang ditunda dan dialihkan. Meski begitu, Dessy menjelaskan jika pemilik resto dan katering yang tidak berhubungan langsung dengan pemerintahan, omsetnya malah cenderung stabil.

“Namun untuk pemilik resto dan katering rekan-rekan APJI lain yang usahanya tidak berhubungan langsung dengan pemerintahan, omsetnya justru cenderung stabil dengan kenaikan moderat sekitar 5%–10% dibanding tahun lalu,” ujarnya yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Digitalisasi, MICE dan Komunikasi Publik, Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI).

Selain terdampak efisiensi, pelaku jasa katering juga terdampak akan faktor lain seperti misalnya penurunan daya beli masyarakat, ketidakpastian ekonomi, dan peningkatan biaya bahan baku.

Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis, BGN Buka Peluang Katering Ikut Terlibat

Dessy menjelaskan jika komoditas seperti gula, minyak goreng, bawang, dan cabai mengalami lonjakan harga yang berdampak pada biaya produksi.

“Kami berharap regulasi dari pemerintah bisa lebih proaktif dalam menstabilkan harga kebutuhan pokok, karena ini sangat krusial bagi keberlangsungan industri jasa boga,” terangnya.

Ada pun ketika ramadan dan lebaran 2025, Dessy mencatat bisnis katering mengalami peningkatan kinerja. Namun, adanya peningkatan ini belum signifikan untuk menutup penurunan pendapatan pada awal tahun.

“Kami mencatat kenaikan omset sekitar 20% selama ramadan dibanding bulan sebelumnya, namun masih di bawah performa ramadan 2024,” tambahnya.

Lebih lanjut, dalam mengarungi kondisi perekonomian yang sedang tidak stabil ini, Dessy mengatakan jika pihaknya selaku pengusaha jasa katering akan tetap optimis dan mencoba mengambil langkah dengan melakukan diversifikasi layanan.

Jika sebelumnya fokus pada buffet skala besar, kini mereka juga melayani porsi kecil atau minimalis untuk kebutuhan keluarga, kantor kecil, hingga kegiatan komunitas.

Menurutnya APJI juga berharap jika pemerintah tidak hanya mendorong pelatihan dan promosi, tetapi juga bisa secara langsung membantu pembelian produk dari usaha katering lokal.

“Selain itu, kebijakan efisiensi di sektor publik dan BUMN perlu dikaji ulang dampaknya terhadap sektor pendukung seperti kami,” pungkasnya.

Selanjutnya: Robert Kiyosaki: Sistem Keuangan Runtuh! Inilah 3 Aset Penyelamat di Tengah Kekacauan

Menarik Dibaca: Rebound Bitcoin Tersendat, Masih Kuat Menanjak atau Rawan Jatuh?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




[X]
×